Senin, 01 Juli 2013

Praktik Ibadah sebagai Terapi Penyembuhan Penyakit


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan
Dalam zaman modern seperti sekarang ini simbol-simbol zaman modern seperti yang diterapkan oleh peradaban kota tumbuh sangat cepat, jauh melampai kemajuan manusianya, sehingga kesenjangan antara manusia dan tempat dimana mereka hidup menjadi sangat lebar. Kesenjangan itu melahirkan problem kejiwaan, dan problem itu menggelitik pertanyaan tentang jati diri manusia. Sepanjang sejarah kemanusiaan, manusia adalah makhluk makhluk yang bisa menjadi subyek dan objek sekaligus (Burhani, 2002 : 166).
Manusia modern idealnya adalah manusia yang berfikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia modern mestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaan lebih rendah dibanding kemajuan berpikir dan teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidakseimbangan ini kemudian menimbulkan gangguan kejiwaan (Burhani, 2002 : 167).
Orang yang sedang mengalami kegelisahan, sudah sewajarnya untuk kembali kepada ajaran Islam. Psikoterapi Islami dengan menggunakan dasar pijakannya dari nilai-nilai dan ajaran agama Islam, tidak hanya ditujukan untuk mengobati penyakit kejiwaan dalam kriteria mental – psikologis – sosial, tetapi juga memberikan terapi kepada orang-orang yang “sakit” secara moral dan spiritual. Dengan demikian psikoterapi Islam dengan cakupan yang lebih luas dapat mengantisipasi permasalahan kejiwaan manusia modern, baik dalam segi kejiwaan itu sendiri maupun segi moral-spiritual.
Secara umum psikoterapi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang baik itu emosi, mental, pengetahuan dan pemahaman diri dan perubahan tingkah laku. Maka psikoterapi Islampun secara umum bertujuan mengeksploitasi diri dan memahami diri sebagai makhluk berkepribadian, sebagai makhluk bersosial dan sebagai makhluk yang menghambakan diri kepada Allah SWT., sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku yakni kondisi psikis yang tercermin dalam sikap yang sehat dan dinamis menuju kepada ketenangan, ketentraman dan kebahagian dalam kesehaatan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam sebagai upaya meraih Ridha Allah SWT (Prawita, 2002 ; 7-9)

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui dan memahami serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang praktik ibadah yang digunakan sebagai terapi penyembuhan penyakit berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Macam-macam praktik ibadah yang digunakan sebagai terapi penyembuhan diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Puasa Ramadhan
2.      Keajaiban Sedekah dan Istiqfar
3.      Wudhu dan Mandi
4.      Sunnah-unnah fitrah, dan
5.      Haji.
BAB II
Praktik Ibadah Lain yang  digunakan sebagai
Terapi Penyembuhan Penyakit

A.    Puasa Ramadhan
     Melalui puasa Ramadhan, kita, umat islam, dapat merasakan bahwa agama islam adalah agama yang toleran, mudah, dan gampang. Kewajiban berpuasa Ramadhan misalnya tidak diberlakukan bagi orang yang sedang sakit. Tidak diragukan lagi, bahwa memang ada beberapa penyakit tertentu yang disarankan oleh para dokter pada penderitanya agar tidak berpuasa, misalnya penyakit TBC, kekurangan darah (anemia), demam, dan lain sebagainya. Akan tetapi, para dokter juga sepakat bahwa puasa sangat bermanfaat untuk mengatasi bermacam jenis penyakit (Salim, 2009; 103).
     Sejumlah penelitian yang dilakukan di Sudan, Turki, Amerika Serikat, dan Mesir membuktikan bahwa puasa yang dilakukan orang sehat kapan pun dalam setahun tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi kesehatan dirinya, bahkan puasa malah berpengaruh positif pada yang sehat (Salim, 2009; 103).
     Menurut Salim (2009; 103) penelitian Dr.Islam Al-Uryan di Mesir terhadap 120 orang yang berpuasa, baik laki-laki maupun perempuan, dengan usia yang bervariasi menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut:
1.    Puasa bekerja menetapkan kadar glukosa dalam darah pada angka rata-rata 80-120 selama sebulan.
2.    Puasa membantu membebaskan tubuh dari kandungan lemak berlebih.
3.    Puasa menyebabkan penurunan kadar kolesterol bagi orang yang pada awal puasanya masih memiliki kadar kolesterol tinggi, namun kadar kolesterol orang yang sejak awal puasanya berkadar kolesterol normal tidak terpengaruh oleh puasa.
4.    Puasa menyebabkan penurunan tingkat asam folic, namun tidak terjadi perubahan apa pun pada tingkat asa polina dalam darah selama berpuasa.
     Menurut Salim (2009; 103) dari berbagai pendapat para dokter yang dimuat di sejumlah surat kabar dan majalah terkait dengan bulan Ramadhan dapat disimpulkan bahwa puasa bermanfaat untuk mengatasi beberapa macam penyakit, antara lain :
1.    Obesitas dan perut buncit. Kedua penyakit ini biasa diderita oleh orang-orang yang gemar makan, pemalas, dan terbiasa hidup mewah.
2.    Penyakit encok/sengal; dahulu biasa dikenal dengan penyakit para raja dan di Mesir lebih dikenal dengan penyakit asam urat.
3.    Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
4.    Penyakit-penyakit hati (liver), kandung kemih akibat peradangan, dan batu empedu.
5.    Radang ginjal akut dan kencing batu.
6.    Penyakit jantung kronis yang menyertai obesitas dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
7.    Penyakit gangguan pencernaan yang disertai dengan asam lambung pada zat-zat albuminous dan zat pati (amylum).
8.    Penyakit gula (diabetes). Sebelum ditemukakan insulin (suntikan untuk penyakit diabetes militus), penyakit ini hanya disembuhkan dengan puasa dan diet.
9.    Dan penyakit-penyakit otonom maupun turunan yang dikenal oleh para dokter.
      Bulan Ramadhan yang penuh berkah memberikan kesempatan kepada kita untuk meraih peluang emas dalam memperhatikan kesehatan serta membantu tubuh kita dalam menjalankan fungsi vitalnya (Salim, 2009; 105).
     Terkait dengan penyakit-penyakit kulit secara khsusu, puasa memiliki manfaat yang luar biasa, karena puasa memberikan kemudahan pada sistem pencernaan dan usus kembali aktif menghadapi waktu makan berikutnya. Dengan demikian, kesempatan untuk menjalankan proses pencernaan lebih besar karena ritme makan yang terlalu berdekatan tidak memberi sistem tubuh yang sangat penting ini kesempatan yang cukup untuk membersihkan diri dari sisa-sisa makanan sebelumnya yang disantap bakteri sehingga menjadi kotoran (feces) yang keras dan racun-racunnya menyebar ke mana-mana dan menyebabkan munculnya sejumlah penyakit; diantaranya penyakit kulit yang sulit dikendalikan (Salim, 2009; 106).
     Ditinjau dari aspek yang lain, kegemaran terhadap beberapa jenis makanan seringkali tidak membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit-penyakit alergi, seperti enzim (kutu air), artikaria, kulit gatal, dan lain lain sebagainya. Dan bulan Ramadhan merupakan kesempatan emas untuk meminimalisir penyakit-penyakit ini jika kita mengikuti apa yang dituntunkan akal dan tidak berlebih-lebihan (ifrath) dalam mengonsumsi menu makanan berlemak saat berbuka puasa dan makan sahur, misalnya keju, susu, daging, mentega, cream, biskuit, telur, ikan, roti, hati, pisang, mangga, dan strawberi (Salim, 2009 : 107).
     Pada dokter, ilmuan, dan peneliti sepakat bahwa pada dasarnya puasa Ramadhan menurut metode Islam yang benar sama sekali tidak berbahaya (efek samping), karena tubuh yang sehat mampu menahan lapar dan dahaga dalam waktu 24 jam tanpa ada efek samping apa pun (Salim, 2009 : 107).
       Menurut As-Sayyid (2004 : 171) Puasa dapat mengantarkan kita menuju hidup sehat diantaranya sebagai berikut:
1.    Kulit Bersinar Saat Berpuasa
     Kulit menjadi pelindung terpenting bagi tubuh seseorang. Kulit juga merupakan salah satu anggota tubuh yang paling besar dengan bobot berat mencapai kurang lebih 15 Kg pada kulit orang dewasa. Kulit merupakan anggota tubuh yang paling pertama menerima stimulus dari luar, mulai dari merasakan dingin, panas, merasa tersentuh, merasakan tekanan, dan sakit. Kulit merupakan pemberian Tuhan yang luar biasa. Ia mempunyai struktur yang bagus yang sekaligus membuktikan keagungan Sang Pencipta. Kulit juga merupakan anggota tubuh yang cepat beradaptasi pada suatu tempat (As-Sayyid, 2004; 173).
     Kulit seperti anggota-anggota tubuh lainnya beristirahat ketika berpuasa. Ia melepaskan segala beban berat yang diisi oleh makanan selama satu tahun. Ada berbagai macam jenis penyakit kulit yang akan menjadi baik ketika berpuasa, bahkan si penderita merasakan adanya perubahan yang signifikan setelah berpuasa dibandingkan sebelum melaksanankannya (As-Sayyid, 2004; 175).
     Berikut beberapa penyakit yang akan menjadai lebih baik dengan berpuasa menurut As-Sayyid (2004; 175-178) antara lain:
a.       Jerawat
     jerawat merupakan  masalah yang banyak muncul di kalangan remaja, baik pria maupun wanita. Jerawat dianggap sebagai penyakit radang kulit. Penyebab utama timbulnya jerawat adalah terserangnya kelenjar-kelenjar yang bertugas mengeluarkan lemak. jerawat bisa menyerang akar rambut, muka, leher, punggung, dan leher. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit ini, di antaranya faktor keturunan (adanya epidemis yang berlemak, ketidakseimbangangan dalam mengeluargkan sebagian hormon, dan faktor psikologis).
     Mereka yang menderita penyakit seperti itu akan menjadi lebih baik, jika ia berpuasa. Hal ini disebabkan karena puasa dapat mengurangi bahan makanan berlemak, bahan makanan yang dapat membangkitkan selera, dan manisan. Manfaat puasa lainnya adalah dapat menimbulkan ketenangan jiwa dala diri si penderita. Dengan begitu, puasa dapat mempengarui keadaan kulitnya dan dengan cepat mendapat respons dari si penderita terhadap pengobatan yang ia peroleh. Jika puasa dapat membuat kulit menjadi lebih baik, maka shalat dan wudhu dapat membantu kebersihan kulit, karena wudhu merupakan bagian yang paling penting dalam mengobati penyakit jerawat. Bahkan menjadi langah awal.
b.      Artekaria
     Artekaria adalah bintil-bintil gatal disertai pembengkakan pada kulit yang datang dan pergi selama beberapa jam. Seorang penderitanya hanya akan merasakan gatal ditubuhnya dan disebabkan oleh sesuatu yang asil menempel ditubuhnya atau karena alergi. Makanan menyebabkan timbulnya penyakit ini adalah udang, ikan telur, sedangkan dari obat adalah pinisilin.
c.       Eksim
     Eksim adalah penyakit kulit yang berlangsung lama. Penyakit ini timbul hanya pada satu tempat yang bentuknya seperti bunga mawar yang berwarna kemerah-merahan dan di atasnya berwarna putih perak.
     Ketika berpuasa, para penderita eksim akan menjadi lebih baik keadaanya. Luka-luka mereka menjadi sembuh. Dari sisi psikologis, mereka juga akan menjadi lebih baik dalam menghadapi rangsangan dari luar yang memengaruhi kondisi kulitnya.
2.    Tekanan Normal bagi Penderita Darah Tinggi
     Ramadhan membawa berkeh kesehatan bagi semua orang. Mereka melaksanakan puasa sebagai upaya memohon ampunan, mencari rahmat, dan mendapat kesehatan (As-Sayyid, 2004; 179).


a.       Tekanan Darah
     Tekanan Darah adalah berbedanya batas akhir yang disalurkan darah ke dinding pembuluh darah. Ada dua jenis tekanan darah. Pertama, tekanan darah sistole (tekanan pada masa reaksi jantung), yaitu 100-150 mmHg. Kedua, tekanan darah (tekanan pada masa relaksasi jantung), yaitu 60-90 mmHg (As-Sayyid, 2004; 180).
     Faktor yang menyebabkan timbulnya tekanan darah adalah bertambahnya pengeluaran kelenjar di atas ginjal (zat krotozon), bertambahnya pengeluaran zat adrenalin yang dikenal dengan penyakit peyokromostima (As-Sayyid, 2004; 180).
b.      Tekanan Darah pada Masa Kehamilan
      Biasanya peningkatan tekanan darah terjadi ketika datang masa kehamilan. Peningkatan tekanan darah kadang-kadang disebabkan karena mengonsumsi pil-pil konstrasepsi (As-Sayyid, 2004; 181).
c.       Pencegahan
     Puasa mendidik seseorang bersabar dan mengajarkan bagaimana ia mengontrol dirinya, baik ketika senang maupun sedih. Semua itu diharapkan agar pada akhirnya seseorang yang berpuasa bisa memiliki keadaan yang seimbang atau kondisi mental yang sehat, yang mempunyai kemampuan paling tinggi, baik fisik maupun nonfisik (As-Sayyid, 2004 : 183).
     Menurut As-Sayyid (2004 : 184) Seseorang akan merasakan nikmatnya berpuasa secara sempurna, jika ia mengikuti anjuran para ahli tentang:
1)      Meminimalisasi garam yang berlebihan di makanan, agar ia terjaga dari meningkatnya menyebabkan tekanan darah dan kerapuran tulang.
2)      Meminimalisasi makan makanan berlemak yang tidak mengenyangkan sehingga menyebabkan penebalan dinding pembuluh nadi.
d.      Pengobatan Gratis
     Puasa memberikan seorang kesempatan gratis untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Pada saat itulah diri seseorang terlatih dalam kecintaan dan belas-kasih. Karena penyakit inilah, banyak negara harus membayar dengan harga yang sangat tinggi, baik dalam meperoleh obat untuk mengobati tekanan darah yang baik, menurunkan kadar kolesterol, maupun untuk mengobati tekanan darah yang naik, menurunkan kadar kolestreol, maupun untuk mengobati komlikasi penyakit yang timbul dari masalah-masalah tersebut. Cara pengobatan dengan puasa itu didasarkan pada pendisiplinan dan pengekanan hawa nafsu yang dapat membinasakan (As-Sayyid, 2004; 185).
3.      Gigi yang Indah
     Banyak orang yang menderita penyakit gigi. Pada bulan Ramadhan, gigi beristirahat sebagai efek domino istirahat total yang dilakukan oleh tubuh. Puasa juga dapat mengistirahatkan tulang rahang dari pengaruh aktivitas mengunyah yang sangat melelahkan (As-Sayyid, 2004; 187).
a.       Organ Tubuh yeng Penting
     Gusi merupakan organ tubuh yang menutupi akar gigi. Ia juga merupakan sistem penting yang mempunyai ciri tertentu. Gusi terkadang harus menghadapu berbagai macam penyakit yang menyerangnya. Jika gusi terserang penyakit, maka ia akan memengaruhi kesehatan mulut dan kesehatan anggota tubuh seseorang pada umumnya (As-Sayyid, 2004; 188).
     Pada saat berpuasa, para penderita diabetes akan merasa keadaannya menjadi lebih baik, terutama mereka yang melaksanakan puasa Ramadhan . Mereka yang mempunyai kondisi stabil, kemudian terserang gejala diabetes yang tidak bergantung pada zat insulin biasanya mereka memiliki lemak yang berlebihan (As-Sayyid, 2004; 189).
     Oleh karena itu, mereka dianjurkan memeliharanya giginya, menghindari sebagian makanan seperti manisan, dan segera membersihkan gigi setelah selesai makan kurma dan manisan. Kurma dan manisan inilah yang akan berubah menjadi asam di mulut. Pada gilirannya, asam ini yang menyerang materi yang bertanggung jawab pada pengapuran gigi, kemudian makanan itu larut dan terjadilah kerapuhan (As-Sayyid, 2004; 189).
     Para penderita diabetes dianjurkan menjalani pemeriksaan dengan dokter spesialis secara teratur untuk diperiksa keadaan gusinya sekaligus mengobati radang gusi sebelum berkembang (As-Sayyid, 2004; 189).

b.      Mulut, Sarang Penyakit
     Mulut seseorang terdiri dari berbagai macam jenis bakteri penting. Bakteri akan aktif pada saat kondisi kekebalan tubuh seseoang menurun. Bakteri mulai masuk ke mulut seseorang biasanya setelah persalinan secara otomatis. Bakteri ini (yang biasanya dikenal dengan florin) berada dan menetap di dalam mulut untuk selamanya (As-Sayyid, 2004; 189).
     Sebagian ahli memperkirakan bahwa sekitar 24 jam setelah persalinan, mulut sudah diserang oleh sekitar 14 jenis kuman yang hidup di dalamnya. Pada hari kesepuluhan pertama dari kehidupan seorang bayi sudah terdapat 21 jenis kuman (As-Sayyid, 2004; 189).
     Kadang kala satu jenis dari kuman itu pindah ke gigi depan gusi sebagai akibat dari radang akut atau kronisnya gusi. Radang gusi dapat dilihat dengan adanya pembengkakan dan merahnya gusi disebabkan oleh adanya pembengkakan dan merahnya gusi yang disebabkan oleh adanya penempatanyang salah di dalam gigi. Di sisi lain, tidak adanya perhatian terhadap kebersihan gigi juga akan menyebabkan bertumpuknya makanan di sebagian tempat akibat aktivitas bakteri. Hal ini juga yang menyebabkan terjadinya radang gusi (As-Sayyid, 2004; 190).
   Radang gusi dapat disebabkan oleh penggunaan gigi buatan (palsu) yang tidak sesuai, sehingga menyebabkan terjadinya “konflik” yang tidak sehat di dalam gusi dan akhirnya timbul bengkak dan radang (As-Sayyid, 2004; 190).
   Radang gusi memerlukan pengobatan yang efektif bagi gigi itu sendiri. Selain itu, yang bersangkutan juga harus senantiasa membersihkan mulut dan mengonsumsi kalsium dan vitamin (As-Sayyid, 2004; 190).
c.       Bahaya Merokok terhadap Gusi
     Jika seseorang merokok, maka bahayanya lebih banyak dibandingkan manfaatnya. Merokok dapat membahayakan semua bagian tubuh dan mengakibatkan timbulnya radang gusi. Ketika terjadi radang, gusi si perokok terlihat berwarna hitam, akibat dari kurangnya oksigen dalam darah dan bertambahnya infeksi gusi (As-Sayyid, 2004; 190).
     Di sinilah kesempatan baik yang harus dimanfaatkan oleh orang orang yang berpuasa untuk menjauhkan diri dari merokok. Kemudian memperbaiki kondisi gusinya dengan membersihkan gigi sampai warnanya berubah menjadi lebih baik (As-Sayyid, 2004; 191).
d.      Infeksi Mulut
     Para penderita penyakit usus besar dan jantung secara otomatis akan menderita infeksi mulut. infeksi ini timbul akibat dari sulitnya sistem pencernaan. Biasanya, mereka yang menderita penyakit seperti ini, keadaan mereka akan menjadi lebih baik pada saat mereka berpuasa, karena puasa dapat meminimalisasikan terjadinya infeksi yang menyakitkan (As-Sayyid, 2004; 191).
     Sebagian besar infeksi mulut tidak memerlukan pengobatan secara khusus, tentu saja bila itu terjadi hanya beberapa hari saja. Bila infeksi ini berlanjut lebih dari 10 hari atau infeksinya lambat laun semakin parah, maka mereka harus meminta petunjuk dokter, agar ia dapat mengambil gambaran infeksi diri mereka untuk diketahui karakter selnya. Ini berlaku untuk semua penderita ini, terutama para perokok (As-Sayyid, 2004; 191).
e.       Memelihara Gigi
     Pemeliharaan gigi dimulai sejak janin tumbuh dalam rahim seseorang wanita pada masa kehamilan pertama. Caranya dengan memelihara kehamilan, rutin minum kalsium, dan berkonsultasi dengan dokter gigi selama masa kehamilan (As-Sayyid, 2004; 191).
     Wanita yang sedang mengandung harus meminta petunjuk dokter sebelum meminum obat apa saja pada masa kehamilan. Ada sebagian antibiotik yang mempengaruhi warna gigi bila dikonsumsi oleh ibu hamil pada masa-masa awal dari kehamilannya, terutama obat-obatan umum (As-Sayyid, 2004; 192).
     Hal yang juga penting adalah mengobati sebagian sakit bawaan (turunan) yang menyerang pada saat persalinan, seperti bibir sumbing. Setelah mulai beranjak pada tingkat pemeliharaan gizi si balita, maka biasakanlah ia selalu berada dalam kebiasann yang sehat dan memelihara mulutnya tatkala ia sudah sampai pada usia yang sesuai (As-Sayyid, 2004; 192).
4.      Perut, Sarang Penyakit
     Perut merupakan anggota tubuh paling urgen yang dengan sabar menunggu datngnya bulan Ramadhan setiap tahun. Namun, ketika setiap kali berbuka, perut dapat terserang penyakit (As-Sayyid, 2004; 195).
a.       Gejala yang Terjadi di Dalam Perut
     Perut merupakan tempat perhentian kedua dalam mengolah makanan setelah dikunyah oleh mulut, yang sebagian rasanya disalurkan melalui mulut dan kerongkongan (As-Sayyid, 2004; 195).
     Perut juga merupakan tempat perhentian yang sangat penting dalam mencerna makanan. Ketika proses pensernaan makanan sedang berlangsung, pada saat itulah selaput lendir bertugas mengeluarkan enzim penting seperti enzim pepsisn yang melakukan pencernaan protein yang dikandung dalam makanan. Selaput lendir ini juga mengeluarkan zat asam hidro-klorida yang bertugas melakukan pembersihan makanan yang dibawa dari sel-sel berbahaya dan bekteri (As-Sayyid, 2004; 196).
     Perut besar dapat mengeluarkan zat lendir lengket yang menutupi dinding semua perut, terutama pada waktu istirahat. Pengeluaran zat dalam perut inilah yang membangkitkan nafsu makan. Selain itu juga, zat lendir ini dapat mengaktifkan proses pencernaan atau lambung mekanik, ketika otot-otot perut mulai menyiut dalm bentuk berbeda-beda setiap dua menit. Otot-otot ini bertugas melakukan pengadukan makanan yang kemudia disalurkan ke usus dua belas jari (As-Sayyid, 2004; 196).
b.      Infeksi
     Tidak diragukan lagi bahwa perut merupakan sarang penyakit yang paling banyak diadukan oleh seseorang. Contoh gangguan yang terjadi dalam perut, seperti terganggunya sistem pencernaan, kentut, merasa kenyang, bersendawa, dan penyakit-penyakit yang timbul di sekitar perut sebagai akibat penggunaan perut yang kurang baik. Hal ini biasa diakibatkan oleh kebiasaan makan yang kurang baik, seperti makan sampai berulang kali, mengisi perut dengan jumlah makanan yang banyak, menambah jumlah kadar lada dan pembangkit selera dalam makanan (As-Sayyid, 2004; 196).
     Hal yang sama juga bisa saja diakibatkan oleh pengaruh urat saraf perut yang disebabkan oleh kerisauan dan kegelisahan, sehingga dapat mengakibatkan bertambahnya akitivitas yang dapat mengeluarkan sumber energi yang dimiliki perut. Jika itu terjadi, makan akan menambah pengeluaran enzim pencernaan dan zat asam dalam perut. Akhrinya, infeksi ini menjadi hal menakutkan yang dihadapi oleh para penderitanya dan para dokter pada keadaan serupa (As-Sayyid, 2004; 197).
     Para penderita infeksi perut dan mereka yang menderita penyakit akut perlu melakukan pengobatan agar kondisi mereka dapat diketahui oleh dokter, sehingga ia dapat melakukan yang terbaik dan mengobati penyakitnya sampai sembuh (As-Sayyid, 2004; 197).
     Jangan meminum air es ketika mulai berbuka puasa. Karena es dapat melakukan penyempitan pembuluh darah. Jika itu terjadi maka aktivitas perut menjadi berkurang, sehingga dapat menyebabkan pencernaan menjadi lemah dan buruk (As-Sayyid, 2004; 197).
c.       Makanan Berbahaya
     Penyakit infeksi perut memerlukan pemahaman pola makan. Jika makanan yang dikonsumsi baik yang tidak dimasak maupun yang dimasak sudah dicuci dengan bersih dan memasakannya melalui yang sehat, maka makanan seperti itulah yang berdampak paling minim pada perut. Sebaliknya, makanan yang banyak mengandung rempah-rempah, bahan makanan berlemak, pembangkit selera, seperti asinan, zat penambah makanan dan warna, semua bahan-bahn tersebut dapt mengacaukan perut dan memengaruhi sistem kerja perut (As-Sayyid, 2004; 200).
     Selanjutnya, selaput lendir perut tergerak dan menyebabkan bertambahnya keasaman. Bagutu juga yang terjaadi dengan zat-zat makanan penyuli pencernaan. Memasak makanan dengan menggunakan banyak minyak atau lemak dapat memperlama sisa makanan tertinggal di dalam perut, sehingga menyebabkan kesulitan pencernaan dan menyebabkan pembengkakan (As-Sayyid, 2004; 200).
    Minuman ringan (soft drink) dan minuman asam, seperti juice dan limun, yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat belakangan ini, tidak bisa mengerakkan selaput lendir yang terdapat pada perut. Selain pengaruhnya terhadap selaput lendir, minuman ini juga dapat memproduksi bahan makanan yang mengandung zat kaustik (zat tajam yang dapat membakar kulit) (As-Sayyid, 2004; 200).
d.      Makanan Ideal
     Makanan yang komposisinya alami dan mengurangi penggunaan bahan makanan yang pedas akan memudahkan pencernaan makanan. Makanan jenis itu akan mengurangi masalah yang dihadapi oleh orang yang sedang sakit (As-Sayyid, 2004; 201).
     Sayuran yang masih segar atau sudah dimasak tanpa ditambah dengan penyedap makanan merupakan konsumsi yang sehat yang tidak membahayakan perut. Selain itu, mereka yang sedang sakit harus menjauhi merokok, minum kopi, dan minum teh (As-Sayyid, 2004; 201).
     Puasa berpengaruh pada sisi psikologis orang yang menderita sakit infeksi perut. Singkatnya, puasa dapat mengembalikan ketenangan dan keselamatan jiwa mereka. Puasa juga dapat meredam lelupan perasaan, kemarahan, dan cepat emosi. Selain itu, puasa juga dapat memberi ketenangan jiwa, membantu seseorang dalam berjuang membiasakan diri untuk mampu menghadapi musibah yang menimpa dirinya. Perjuangan merupakan satu kenikmatan tersendiri yang hanya dirasakan oleh seseorang yang sedang berpuasa bila ia memahami benar esensi dari kenikmatan tersebut. Dengan begitu, ia dapat mengadaptasikan dirinya pada kondisi baru dan tertentu (As-Sayyid, 2004; 201).

B.     Keajaiban sedekah dan Istiqfar
1.      Sedekah
a.       Pengertian sedekah
Sedekah menurut bahasa diambil dari unsur huruf shad, dal dan qaf, dan dari unsur “ash-Shidq” diambillah kata sedekah karena sedekah itu menunjukkan kepada kebenaran penghambaan kepada Allah. Al-Jurjani berkata, “Sedekah adalah sebuah pemberian yang diharapkan ganjarannya dari Allah SWT” sedangkan ar-Raghib berkata, “ Sedekah adalah harta yang dikeluarkan oleh manusia dengan ibadah seperti zakat, akan tetapi sedekah itu pada dasarnya disyariatkan untuk suatu perkara yang disunnahkan, sedangkan zakat untuk suatu hal yang diwajibkan.” (al-Jauhari, ash-Shihah ; Al-Jurjani at-Ta’rifat : 138 dan ar-Raghib, al-Mufradat : 278 dalam Hasan. 2007 ; 5)
b.      Di antara pendapat para salaf tentang sedekah
Ibnu Abi al-Ja’d berkata, “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar menghilangkan tujuh puluh pintu keburukan.” (Al-Ihya’ Ulum ad-Din, Ghazali, 1/226 dalam Hasan. 2007 : 6)
Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata, “Barangsiapa yang telah diberikan suatu harta oleh Allah maka hendaklah ia menyambung kekerabatan dengannya, memperindah jamuan untuk tamunya, menolong seseorang yang membutuhkan, membebaskan tawanan, ibnu sabil, orang-orang fakir miskin, para mujahidin, dan dia bersabar atas musibah yang menimpa hartanya, karena perkara-perkara itu dia akan memperoleh kemuliaan dunia dan akhirat.” (Hasan. 2007 : 7)
c.       Pahala sedekah dan akibatnya (Hasan, 2007 : 8)
1)      Sedekah adalah penyucian dan pembersihan
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah : 103)
Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda. Zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
2)      Sedekah adalah bentuk ketundukan kepada perintah Allah dan RasulNya.
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al-Munafiqun : 10)
3)      Seorang Mukmin berada dalam naugan sedeh-Nya pada hari kiamat kelak
Dari Uqbah bin Amir Ra berkata, “Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Setiap orang berada dibawah naugan sedekahnya hingga manusia diadili oleh pengadilan Allah, atau beliau bersabda hingga ditetapkan keputusan antara manusia (oleh pengadilan Allah.) (HR. Ibnu Khuzaimah)
4)      Sedekah itu akan menghindarkan dari musibah dan menjauhkan dari kematian yang buruk
Dari Anas bin Malik Ra berkata, “Rasullah SAW bersabda, yang artinya : “Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan amarah Allah dan menghindarkan diri dari kematian yang buruk”
5)      Sedekah adalah tanda dan buakti nyata dari iman yang benar
An-Nawawi Ra berkata arti dari burhan (bukti nyata) artinya adalah “bahwa sedekah itu hujjah  dan dalil atas keimanan pelakunya karena seseorang munafik tidak melakukannya karena ia tidak menyakininnya, lalu barangsiapa yang bersedekah maka dapat diambil kebenaran imannya.” (Shahih Muslim : 223 dalam hasan, 2007 : 16)


6)      Sedekah itu sebagai tebusan bagi seorang muslim belenggunya
Sebagaimana yang telah ada dalam hadits Nabi SAW yang mengabarkan tentang Nabi Yahya AS, yang artinya : “Saya memerintahkan kalian untuk sedekah karena yang demikian itu adalah seseorang yang ditawan oleh musuh, dan mereka mengikat erat tangannya dan lehernya lalu mereka menghadapkannya untuk memengal lehernya, kemudian dia berkata, ‘saya tebus perkara ini dari kalian dengan hartaku yang sedikit dan yang banyak hingga akhirnya ia menebus dirinya dari mereka’.” (Shahih at-Tirmidzi).  Sesungguhnya Nabi SAW telah menyerupakan seorang pemberi sedekah seperti tawanan, lalu sedekah hadir untuk membebaskannya dari tawanan (Hasan, 2007 : 18)
7)      Allah SWT memberikan ganti orang yang memberi sedekah
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’ : 39)
8)      Pahala sedekah tidaklah terputus dari pemberinya setelah kematian
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : “Apabila seorang manusia itu meninggal maka terputuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa seorang anak yang shalih untuknya.” (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah Ra)
9)      Sedekah itu menghapus kesalahan
Dari Mu’adz bin Jabal Ra berkata “Rasulullah SAW bersabda, yang artinya “Sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagimana air memadamkan api” (Shahih at-Tirmidzi)
d.      Kisah-kisah nyata tentang berobat dengan sedekah (Hasan, 2007 : 46)
Sabda Rasulullah : “obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah”.
1)      Allah menyembuhkannya dari kanker dan sebabnya adalah sedekah
Seorang pedagang sukses dan kaya merasakan sakit yang begitu mengerikan, tidak mampu menahannya lalu pergi kerumah sakit yang terkenal dan  mengadakan pemeriksaan intensif. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa telah terdapat kanker dalam tubuhnya dan persentase kesembuhan sangat tipis. Orang tersebut menjalani pemeriksaan dan perawatan diluar negeri berdasarkan saran dokter dan pulang kenegerinya untuk mengurusi semua perkara seperti bisnisnya, surat wasiat dan berpamitan kepada kerabatnya karena kemungkinan dia tidak dapat lagi bertemu dengan mereka.
Pada suatu hari ketika hendak kembali kerumahnya, wanita yang tua renta menarik perhatiannya. Wanita tersebut memungut beberapa potongan tulang-tulang yang berjatuhan dari tempat pemotongan tersebut. Laki-laki tersebut mendekati wanita tua itu dan bertanya tentang kondisinya dan mengapa dia mengumpulkan tulang-tulang tersebut? Dia menjawab, “Dia memiliki beberapa anak yang telah yatim dan miskin, sedang mereka tidak memiliki uang untuk beli daging sehingga dia mengumpulkan tulang-tulang tersebut supaya dapat dimasak untuk anak-anaknya sebagai pengganti daging.” Laki-laki memerintahkan tukang potong hewan untuk selalu mengirimkan sejumlah daging pada keluarga wanita itu setiap minggunya. Lalu wanita tersebut berterima kasih atas perbuatan baiknya dan berdoa untuknya, kemudian dia berbalik pulang.
Kemudian laki-laki tersebut kembali keluarnegeri utnuk melakukan operasi bedah. Dokter memeriksa dan menyatakan bahwa tidak ada sisa kanker dalam tubuhnya. Namun laki-laki tersebut tidak percaya dan tiba-tiba air matanya mengalir dari kedua matanya seraya memuji Allah SWT dan mengucap “Sungguh Allahlah yang menyembuhkan penyakitku karena doa wanita tua tersebut yang telah aku berikan sedekah untuk anak-anaknya yang yatim.”
2)      Batu ginjal dan sedekah
Seorang ayah mengeluh dan mengerag kesakitan yang luar biasa, anaknya membawanya kedokter dan ternyata hasil pemeriksaan ditemukannya batu dalam ginjal dan mempersiapkan operasi. Pada pagi harinya anak tersebut pergi menuju tempat kerjanya dan hari tersebut dia mendapatkan gaji pertamanya dan saat dia pulang, dia melihat seorang fakir berpenampilan buruk dan tua renta serta nampak kelelahan. Dia berniat harus menyedekahkan seluruh gajinya kepada pengemis dengan niat agar Allah menyembuhkan penyakit ayahnya.
Dan benarlah, dia mengeluarkan uang tersebut untuk diberikan kepada pengemis itu, dan pulang kerumah. Tiba-tiba ayahnya membukakan pintu, terlihat wajah kebahagiaan dan kegembiraan lalu berkata, “Wahai ankku, segala puji hanya milik Allah, baru saja saya merasakan sakit yang luar biasa lalu saya pergi kekamar mandi untuk buang air hingga jatuhlah batu tersebut dan sekarang saya telah merasakan kelegaan yang luar biasa.”
3)      Sedekah dan istiqfar adalah obat bagi kemandulan
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dia menciptakan apa yang dia kehendaki. dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan dia menjadikan mandul siapa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS. Asy-Syura : 49 – 50)
Abu hanifah meriwayatkan dalam musnadnya dari Jabir bin Abdullah Ra bahwasanya seseorang datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, saya tidak diberikan rizki seorang anakpun, sehingga saya tidak memiliki anak,” lalu Rasulullah bersabda, yang artinya “Dimanakah kamu dari istiqfar dan memperbanyak sedekah, karena engkau akan diberi riziki anak karena keduanya”.

2.      Istiqfar
Terapi Istiqfar “Penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istiqfar.” (Qatadah). (Hasan, 2007 : 71)
a.       Definisi istiqfar
Istighfar adalah bentuk masdar dari istaghfara-yastaghfiru. Akar katanya dari ghofara yang menunjukan makna ’menutup’. Al-ghofru artinya as-satru (menutup). Al-ghofru dan al-ghufran memiliki arti yang sama. Dikatakan, ghofarallahu dzanbahu ghufran wa maghfiratan wa ghufranan (Hasan, 2007 : 71 )
Ar-raghib berkata, “al-ghofru artinya mengenakan sesuatu yang melindunginya dari kotoran. Contohnya seperti kalimat ighfir tsaubaka fiddu’a (kenakan pakaianmu ketika berdo’a). al-ghufran dan al-maghfirah dari Allah artinya adalah Allah melindungi hanba-Nya agar terhindar adzab. Istighfar adalah permohonan untuk memperoleh hal itu dengan ucapan dan tindakan (Hasan, 2007 : 71)
Al-Ghazali berkata, “Al-qhaffar  adalah Dzat yang menampakkan yang indah dan menutupi yang buruk, dan soda termasuk sejumlah keburukan yang Dia tutupi dengan menguraikan penutup (tirai) diatasnya di dunia dan tidak mengazabnya diakhirat.” (Hasan, 2007 : 71).

b.      Lafazh-lafazh istiqfar (Hasan, 2007 : 86)
Ada beberapa lafadz istiqfar yang datang dari Nabi SAW didalam hadits-hadits yang shahih, diantaranya adalah :
“Wahai Rabbku, ampuni aku dan berikan aku taubatMU, Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (HR. al-Bukhari.
“Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada tuhan (Yang berhak disembah) kecuali Dia, Yang Mahahidup, lagi Yang terus-menerus mengurusi hambaNya. Dan aku bertaubat kepadaNya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim)
c.       Kondisi dan waktu-waktu yang dianjurkan istiqfar padaNya
Istiqfar dianjurkan disetiap waktu, beberapa waktu dan kondisi tertentu dimana istiqfar memiliki nilai tambah dan kelebihan padanya, diantara waktu tersebut adalah :
1)      Setelah selesai menunaikan ibadah
   Istiqfar disunnahkan untuk (menambal) kekeliruan dan kelalaian yang terjadi didalam menunaikan ibadah.
“Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. AL-Baqarah : 199)
Nabi SAW apabila selesai salam dari shalat fardhu, beliau beristiqfar kepada Allah sebanyak tiga kali. Karena seorang hamba sangat rentan terjadi kekurangan dan kesalahan dalam shalatnya akibat lalai dan lupa.
2)      Istiqfar di akhir malam
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran : 17)
Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh.
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”(QS. Adz-Dzariyat)
3)      Pada penutup majelis
Rasulullah SAW bersabda : yang artinya “Tidaklah seorang mengucapkannya setelah bangkit dari majelisnya kecuali diampuni semua dosa-dosanya didalam majelis itu.”
4)      Memohonkan ampunan bagi orang-orang yang meninggal
Jika Nabi SAW selesai mengubur mayit, beliau berdiri dan bersabda, “Mintakan ampun bagi saudara kalian dan mintakan keteguhan baginya, karena dia sekarang sedang ditanyai.” (HR. Abu Dawud).
d.      Manifestasi dan faidah istiqfar (Hasan, 2007 : 106)
1)      Istiqfar adalah menunaikan titah Allah
Allah SWT telah memerintahkan dan mendorong hamba-hambaNya untuk beristiqfar dan menjanjikan ampunan, pahala bear dan anugerah yang melimpah atas hal tersebut.
Maka Bersabarlah kamu, Karena Sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi” (QS. Al-Mu’min : 55).
Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad : 19).
Allah SWT memerintahkan orang-orang kafir dan yang sesat agar beristiqfar dan bertaubat.
Maka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Ma’idah : 74)
2)      Istiqfar termasuk sebab rizki
Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, Sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun. Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”(QS. Nuh : 10-12)
3)      Istiqfar adalah sebab masuk surga
Dalilnya adalah sabda Nabi SAW dalam hadits Syaddad bin Aus Ra.
Artinya : “ Sayyid (penghulu)istiqfar adalah ucapan (doa) hamba, ‘Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tiada sesembahan Yang Haq kecuali Engkau. Engkaulah yang telah menciptakanku dan aku adalah hambaMU. Aku setia diatas perjanjianMu dan janjiku kepadaMu sesuai kemampuannku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku serta aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau’. Barangsiapa membacanya dipagi hari dengan penuh keyakinan lalu mati pada hari itu sebelum memasuki sore maka dia termasuk ahli urga. Dan barangsiapa membacanya di petang hari dengan penuh keyakinan lalu mati sebelum memasuki Shubuh maka ia termasuk ahli surga.” (di shahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dari HR. Ahmad)
4)      Istiqfar sebab dihapuskan dosa
Qatadah Ra berkata : “Sungguh, al-Qur’an menunjuki kalian penyakit dan penyembuh kalian. Penyakit kalian adalah dosa, adapun penyembuh kalian adalah istiqfar”. Maka istiqfar adalah sebab dihapuskannya dosa, kesalahan dan keburukan.
5)      Istiqfar menolak hukuman dan azab sebelum keduanya terjadi
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun [608].” (QS. Al-anfal : 33)
[608]  di antara Mufassirin mengartikan yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengartikan bahwa di antara orang-orang kafir itu ada orang muslim yang minta ampun kepada Allah.
6)      Istiqfar adalah sebab diangkatnya derajat setelah kematian
Dari Abu Hurairah Ra beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda. Yang artinya “Sesungguhnya Allah SAW mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga sehingga dia bertanya, ‘Wahai Rabbku, darimana nikmat ini hamba terima?’ Allah berfirman, ‘Karena Istiqfar anakmu untukmu”. (HR. Ahmad).
7)      Istiqfar adalah sebab disucikannya hati
Dari Abu Hurairah ra berkata, rasulullah bersabda yang artinya : “Sungguh apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa maka itu adalah setitik karat hitam yang tertoreh dihatinya. Jika dia bertaubat dan menanggalkannya serta beristiqfar, hatinya kembali bersih darinya, tapi kalau dia tambah melakukan dosa bertambah pula karat hitam itu sampai menutupi (seluruh) hatinya. Itulah ‘ar-ram’ yang Allah sebutkan dalam Kitabnya, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin ; 14).
8)      Istiqfar adalah sebab memperoleh anak
Dalam QS. Nuh ayat 10-12 terdapat beberapa faidah yaitu :  ampunan dosa, turunya hujan dan keluarnya rizki, diberikan harta dan anak oleh Allah SWT dan dijadikan kebun dan sungai-sungai.

9)      Istiqfar adalah sebab menikmati kesehatan dan kekuatan
Dan (Dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud : 52).
10)  Istiqfar adalah kabar gembira bagi para wanita
Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi SAW bersabda, yang artinya : “ Hai para wanita! Bersedekahlah dan perbanyak istiqfar. Karena sesungguhnya aku melihat kalian pailng banyak menghuni neraka. ‘Seorang wanita bertanya, ‘Apa sebabnya kami menjadi penghuni neraka paling banyak?’ Beliau menjawab, ‘Karena kalian para wanita banyak melaknat dan mendurhakai suami, aku tidak melihat orang berakal yang kurang akal dan agamanya yang lebih mengalahkan laki-laki berakal daripada kalian para wanita. ‘Dia berkata lagi, ‘Bagaimana lemah akal dan agama itu?’ Beliau menjawab, ‘Kesaksian dua wanita sama dengan kesaksian satu laki-laki dan wanita tidak shalat selama beberapa hari’,” (HR. Muslim)

C.    Wudhu dan mandi
1.    Wudhu
Wudhu adalah salah satu rukun shalat, tidak sah mengerjakan shalat tanpa wudhu. Atha bin Yasar meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berwudhu, dia membasuh mukanya, kemudian dia mengambil seceduk air, berkumur dan menghirup air ke hidungnya, kemudian mengambil seceduk air lagi dan menjadikannya begini, mengambil air kedua di tangannya, maka ia membasuh mukanya dengan air itu, kemudian mengambil seceduk air dan membasuh tangan kanannya, kemudian mengambil seceduk air lagi dan membasuh tangan kirinya, kemudian mengusap kepalanya, kemudian mengambil seceduk air dan menyiram kaki kanannya hingga basah, kemudian mengambil seceduk air dan membasuh kakinya yakni yang kiri, kemudian ia berkata : “Demikian aku melihat Rasulullah berwudhu” (As-Sayyid, 2005; 70).
Diriwayatkan dari Abu Malik Al-Asy’ari bahwa Rasulullah saw. bersabda : Wudhu itu setengah dari iman. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda : Apabila seorang muslim atau mukmin berwudhu, kemudian ia membasuh mukanya, niscaya keluar dari mukanya semua kesalahan yang ia lihat dengan matanya bersama air atau bersama tetesan air terakhir atau yang semisal, jika ia membasuh kedua tangannya niscaya keluar semua dosa yang diperbuat dengan kedua tangannya bersama air ataua bersama tetesan air terakhir sehingga ia selesai berwudhu dalam keadaan bersih dari dosa ( Musnad Ahmad dalam As-Sayyid, 2005; 71).
Wudhu dilakukan paling sedikit lima kali dalam sehari semalam, jika seorang muslim senantiasa berwudhu, hasilnya adalah sebagai berikut (As-Sayyid, 2005; 73).
a.    Seorang muslim akan berada dalam keadaan suci yang sempurna dan berada dalam derajat kebersihan yang paling tinggi.
b.    Seorang muslim ketika berwudhu, ia akan sampai kepada batasan yang tinggi dalam menjaga kebersihan pribadi dan kebersihan sebagian tubuh.
c.    Jika kita menganggap bahwa Rasulullah saw. menunjukkan bateri dengan kata Al-Khathaya (dosa-dosa) yang dihapus dengan air wudhu, niscaya kita akan sampai kepada sebuah konklusi bahwa wudhu merupakan garis pertahanan pertama untuk melindungi seorang muslim dari berbagai macam kuman.
Dr. Musthafa Syahatah, Dekan Fakultas THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) Universitas Alexandria, mengatakan bahwa berwudhu dapat melindungi seseorang dari kuman-kuman penyakit, dan terbukti bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit daripada orang yang tidak berwudhu (As-Sayyid, 2005; 73).
Para ilmuwan membuktikan bahwa wudhu dapat mencegah lebih dari tujuh belas macam penyakit, di antaranya (As-Sayyid, 2005; 73):
a.    Trakhoma
b.    Influenza
c.    Batuk rejan
d.   Radang amandel
e.    Penyakit-penyakit telinga, dan penyakit-penyakit kulit.
Dalam berwudhu ada yang namanya istinsyaq  dan istintsar , dan diriwayatkan bahwa Rasululullah saw. sangat menyempurnakan dalam dua perbuatan itu. Al-Istinsyaq adalah menghirup air ke dalam hidung, sedangkan Al-Istintsar adalah mengeluarkan dengan napasnya (As-Sayyid, 2005; 74).
Studi kedokteran menjelaskan bahwa istinsyaq tiga kali wudhu, sebelum shalat lima waktu akan membersihkan sebelas macam kuman dan bakteri berbahaya yang terdapat di hidung, yang biasa menyebabkan pernapasan, radang paru-paru, demam rematik, sinusitis, dan alergi (As-Sayyid, 2005; 74).
Dr. Musthafa Syahatah mengatakan, bahwa jumlah kuman-kuman yang ada di hidung akan berkurang setengah setelah istinsyaq pertama, kemudian berkurang seperempat setelah  istinsyaq kedua, kemudian sangat sedikit setelah  istinsyaq ketiga. Penelitian-penelitian ilmiah membuktikan bahwa hidung manusia ketika benar-benar bersih dari kuman setelah proses  istinsyaq yang kontinu akan tetap bersih dari kuman selama lima jam, kemudian mulai tercemar setelah itu, maka manusia perlu membersihkannya kembali. Ini artinya bahwa pekerjaan wudhu, termasu di dalamnya adalah istinsyaq yang berulang kali setiap shalat, adalah cara efektif untk membersihkan hidung, mensterilkannya dan mengurangi kuman-kuman yang bersembunyi di dalamnya (As-Sayyid, 2005; 74).
Rasulullah saw. bersabda : Apabila kalian bangun dari tiddur makan berwudhulah dan istintsar-lah (menghirup air ke hidung kemudian mengeluarkannya) tiga kali. Beliau berkata: Sempurnakanlah wudhu, ratakanlah air di antara jari-jemari dan bersungguhlah dalam istinsyaq, kecuali kamu berpuasa ( HR Bukhari dan Muslim dalam As-Sayyid, 2005; 75).
Dalam berwudhu dianjurkan bersiwak, ini adalah salah satu sunah wudhu yng ditegaskan dalam sunah Rasulullah saw., bahkan hampir wajib. Bersiwak adalah tindakan penting dalam ilmu kedokteran preventif, Nabi saw. apabila bangun malam, membersihkan mulutnya dengan siwak. Beliau setiap kali bangun tidur baik siang atau malam pasti bersiwak dulu sebelum berwudhu (As-Sayyid, 2005; 75).
Beliau bersabda : Jika saja tidak memberatkan umatku, sudah pasti akan Aku wajibkan kepada mereka bersiwak setiap kali wudhu (HR. Imam Malik dalam (As-Sayyid, 2005; 75). Kebersihan mulut adalah pondasi yang paling vital dalam ilmu kedokteran preventif, hubungan antara kebersihan mulut dan terjangkitnya penyakit sangat erat dan sudah dikenal luas. Sisa-sisa makan yang tertinggal dalam mulut akan membusuk dan akan menjadi tempat kuman di dalam mulut dan gigi. Kuman-kuman ini dibantu dengan enzim-enzim merusak gigi dan gusi, sehingga gigi dan gsi terinfeksi. Gigi dan gusi yang sakit akan menyebarkan racun-racun dan bakteri melalui darah ke seluruh tubuh, mungkin saja akan memengaruhi mata, rongga hidung, atua menyebabkan radang lambung atau usus dua belas jari. Usus besar, paru-paru, ginjal, dan kantong empedu tidak lepas dari bahaya yang mengancam ini. Bahkan pengaruhnya dapat menimpa kulit dengan penyakit alergi atau eksim, hingga jerawat yang muncul tidak mudah diobati kecuali stelah membersihkan kantong nanah yang mencemari mulut (As-Sayyid, 2005; 75).
2.    Mandi
Mandi adalah salah satu kewajiban dalam Islam dan merupakan hal yang disunahkan. Dalam sebagian keadaan bisa wajib dan dalam keadaan yang lain adalah sunah yang dianjurkan (As-Sayyid, 2005; 75).
Mandi disunahkan sebelum mengerjakan shalat jumat, dua hari aya, shalat Istisqa’ (shlat minta hujan), shalat gerhana matahari dan rembulan (pertemuan-pertemuan umum), mandi karena memandikan mayat, mandinya orang kafir ketika masuk Islam, mandinya orang gila dan pingsan ketika telah sadar, mandi ketika mengambil ihram untuk haji, mandi karena akan memasuki kota Mekah, mandi untuk wukuf di Arafah, mandi untuk menginap di Muzdalifah dan untuk melempar tiga jumrah, mandi untuk thawaf, ketika hijamah (mengambil darah kotor melalui kepala) dan ketika i’tikaf, mandi untuk shalat jamaah, mandi karena akan masuk ke kota Madinah, mandi ketika bau badan tidak sedap, dan ketika akan menghadiri pertemuan-pertemuan kebaikan (As-Sayyid, 2005; 80).
Dalam hal ini, Aisyah ra. Berkata : “Pada suatu ketika Rasulullah saw. Dalam keadaan junub, kemudian beliau tidur dan tidak menyentuh air sampai dia bangun kemudian mandi.” (HR. Imam Ahmad dalam (As-Sayyid, 2005; 80)
Imam Nafi’ merriwayatkan bahwa apabila Abdullah bin Umar mandi janabah, dia memulai dengan membasuh tangan kanannya, kemudian mencuci kemaluannya, stelah itu berkumur dan mengirup air dari hidung dan mengeluarkannya, kemudian membasuh mukanya dan memercikkan air ke matanya, kemudian mencuci tangan kanannya setelah itu tangan kirinya, kemudian mengguyurkan air ke kepalanya,setelah itu mandi dan mer atakan air ke seluruh tubuh (As-Sayyid, 2005; 80).
Rasulullah saw. Bersabda : Apabila datang hari Jumat kepada kalian, maka mandilah (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasa’i dalam (As-Sayyid, 2005; 81)).
Sabda Rasulullah saw. : Kewajiban setiap muslim dalam tujuh hari sekali adalah mandi satu hari, pada hari itu dia mencuci rambut dan seluruh tubuhnya (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasa’i dalam (As-Sayyid, 2005; 81)).
Sabda Rasulullah saw. Yang lain : Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang sudah baligh (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i dalam (As-Sayyid, 2005; 81)) .
Dengan demikian, telah diketahui bahwa Rasulullah saw. Tidak cukup memerintahkan wudhu saja, yang merupakan kebersihan sebagian tubuh, akan tetapi beliau memerintahkan umat Islam tentang pentingnya mandi paling sedikit sekali atau dua kali dalam seminggu, untuk menambah perhatian umat Islam terhadap kebersihan pribadi, dan menjaga kesehatan umum masyarakat Islam (As-Sayyid, 2005; 81).
Dalam hal ini, kita lihat betapa besar perhatian Rasulullah saw. Terhadap kebersihan dan pencegahan dari berbagai macam penyakit serta menghilangkan kuman-kuman dari seluruh anggota badan (As-Sayyid, 2005; 81).

D.  Sunah-sunah Fitrah
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa Nabi saw. Bersabda : Ada sepuluh macam sunah fitrah : memendekkan kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, istinsyaq, memotong kuku, mencuci ruas jari dan sela-selanya, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja’ (cebok), dan berkumur (HR. At-Tarmidzi dan An-Nasa’i dalam (As-Sayyid, 2005; 81)).
Dalam riwayat yang lain : Sunah fitrah ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, , mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memendekkan kumis (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Imam Ahmad, Imam Malik, dan bunyi hadis ini dari Al-Bukhari dalam (As-Sayyid, 2005; 82)).
Anas bin Malik ra. Meriwayatkan hadis marfu’ dari Rasulullah saw. Bahwa bagi setiap muslim untuk mencukur rambut yang telah panjang setiap minggu, tidak boleh membiarkannya lebih dari empat puluh hari, Nabi saw. Telah menentukan waktu mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan paling sedikit empat puluh hari (As-Sayyid, 2005; 82).
Manfaat dari beberapa sunah fitrah di antaranya adalah sebagai berikut.
1.    Kuku jika dibiarkan panjang tanpa dipotng dan dibersihkan akan menjadi sarang penyakit, tempat bakteri-bakteri berbahaya hidup di bawahnya, seperti cacing Scaras, disentri, tifus, dan lain sebagainya. Sehingga kuku harus dipotong untuk menghindari wabah penyakit. Dengan demikian, membersihkan kuku termasuk tindakan kedokteran preventif modern. Hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah saw. dalam sunahnya yang berbunyi: Potonglah kukumu karena setan telah tinggal di bawah kuku yang panjang. Rasulullah saw. menjadikan potong kuku termasuk dalam fitrah, yakni perkara yang harus menjadi urusan fitrah, tanpa paksaan dan keberatan, disenangi jiwa, dan mudah melakukannya (As-Sayyid, 2005; 82).
2.    Adapun mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan adalah kebersihan tubuh bagian dalam. Dari sini kita melihat Rasulullah saw. tidak hanya menaruh perhatian terhadap kebersihan luar tubuh, tetapi juga memerhatikan kebersihan dalam tubuh. Banyak orang melupakan tempat-tempat ini karena mereka kebanyakan memerhatikan penampilan luar saja, seperti aksesosris dan anggota bahan yang terlihat, disebabkan kondisi sosial yang menuntuk peruatan demikian dan melupakan apa yang tidak terlihat oleh pandangan manusia. Akan tetapi, Rasulullah saw. menjadikan salah satu sunah fitrah adalah memerhatikan urusan-urusan yang bersifat pribadi, sehingga seorang muslim akan menjadi bersih luar dalam (As-Sayyid, 2005; 82).
3.    Istinja’ adalah membersihkan tempat keluarnya air seni dan kotoran, ini termasuk urusan kebersihan pribadi dan termasuk kewajiban yang ditetapkan leh sunah nabawiyah.Para ulama mengatakan bahwa ber-istinja’ hukumnya wajib setelah buang air besar dan kecil dan lainnya dari setiap benda yang keluar dari keduanya dan kototr, untuk membersihkan najis dan menyucikan tempat keluarnya (As-Sayyid, 2005; 83).
Nabi saw. bersabda : Apabila kamu buang air seni, maka jangan memegang kemaluan dengan tangan kananny dan jangan ber-istinja’ dengan tangan kanan (HR. Al-Bukhari dalam(As-Sayyid, 2005; 83)).
Nabi saw. bersabda : Kebanyakan siksa kubur berasal dari kencing (HR. Abu Dawud dalam (As-Sayyid, 2005; 83)).
Anas bin Malik ra. berkata : “Apabila Rasulullah saw. membuang hajat, aku membawakan air kepadanya, sehingga beliau bersuci dengan air tersebut.” (HR. Imam Ahmad dalam (As-Sayyid, 2005; 84)).
Dari Aisyah ra. berkata bahwa sekelompok perempuan dari Bashrah mendatanginya, mak beliau memerintahkan mereka untuk ber-istinja’ dengan air, kemudian beliau berkata :”Perintahkan suami-suami kalian ber-istinja’, karena sesungguhnya Nabi saw. melakukannya.” (HR. Imam Ahmad dalam (As-Sayyid, 2005; 84)).
Diriwayatkan dari Mu’adzah bahwa Aisyah berkata : “Perintahkan suami-suami kalian membasuh bekas-bekas air seni dan kotoran, karena kita malu kepada mereka. Dan Rasulullah saw. melakukan hal itu.” (HR. Imam Ahmad dalam (As-Sayyid, 2005; 84)).
Tempat keluarnya air seni dan kotoran adalah tempat berkumannya kuman dan bakteri. Tindakan preventifnya adalah mencucinya dengan teratur. Tidak ditemukan perhatian yang besar terhadap istinja’ dalam sistem masyarakat atau agama seperti apa yang ada dalam sunah Rasullah saw. dan menjadikannya salah satu syarat sah shalat. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk membasuh tempat ini paling sedikit lima kali sehari, jumlah ini cukup untuk membasmi kuman-kuman yang mungkn ada di tempat tersebut (As-Sayyid, 2005; 84).
4.    Adapun khitan adalah memotong kulit yang menutupi kepala penis (kulup), dan disunahkan pada hari ketujuh kelahiran. Nabi saw. telah mengkhitan Hasan dan Husain. Sedangan Nabi Ibrahim berkhitan pada umur 80 tahun, dan telah diriwayatkan dari Nabi saw. bahwa jika ada yang mau masuk Islam di hadapannya, belau akan berkata kepadanya : Cukurlah rambutmu dan berkhitanlah (HR. Imam Ahmad dalam (As-Sayyid, 2005; 84)) .
Berkhitan akan menjaga seseorang dari berbagai penyakit yang menimpa orang-orang yang tidak berkhitan, karena tempat ini cocok untuk pertumbuhan bakteri dan kuman-kuman. Sehingga sunah Rasulullah dan ajaran Islam dalam berkhitan adalah salah satu sebab pencegahan terhadap penyakit ini (As-Sayyid, 2005; 84).

E.  Haji
Haji adalah rukun kelima dari rukun Islam. Ia dilakukan bagi siapapun yang telah mampu mengerjakannya dan hanya sekali semumur hidup dengan syarat -syarat yang telah ditentukan. Haji memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Karena dengannyalah seorang muslim pergi ke Baitullah Haram di Mekah pada hari-hari yang telah ditentukan setiap tahunnya dengan melakukan wukuf di Arafah dan mengerjakan manasik haji lainnya (Az-Zahrani, 2005; 491).
Dengan niat haji inilah perasaan individu muslim akan selalu bergemuruh dalam rasa aman, tenang, dan bahagia. Dengan haji pulalah muslim melatih dirinya dalam memikul beban dan lelah (Az-Zahrani, 2005; 492).
Haji merupakan pusat latihan dari segalanya bagi muslim. Dalam haji, seorang muslim akan selalu mengingat Allah, selalu berdoa kepada-Nya setiap waktunya, mengerjakan shalat dengan kekhusyuan, dan memotonh hewan kurban bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Di sana ada kerendahhatian di mana seseorang akan melepaskan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaian haji yang sederhana yang tidak membedakan tingkatan. Haji akan selalu menguatkan persaudaraan antara sesama kaum muslimin dengan bernagai bentuk, jenis, suku, warna kulit dengan berkumpul bersamaan pada satu tempat dan satu waktu berdoa kepada Allah dan menyembah-Nya serta memohon dan mengharap hanya kepada-Nya. Pertemuan besar-besaran semua kaum muslimin ini telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk saling mengenal, saling memberikan cinta kasihnya, dan slaing menguatkan persaudaraan yang ada selama ini (Az-Zahrani, 2005; 492).
Haji adalah satu pelatihan bagi kaum muslimin agar mereka dapat mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Seorang muslim yang sedang dalam keadaan Ihram tidak diperkenankan untuk menggauli wanita, bertengkar, mencela, berdebat, mengucapkan hal-hal yang dapat membangkitkan gairah dan sejenisnya, dan juga tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kefasikan. Dalam haji pun diwajibkan untuk meninggalkan semua dosa-dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar, hingga kaum muslimin bisa meluruskan peilakunya dan dapat berinteraksi dengan sesamanya dengan baik (Az-Zahrani, 2005; 492) .
Rasulullah bersabda : “Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan umrah adalah tamu-tamu Allah. Allah memberi kepada mereka apa yang mereka minta. Dan Dia  mengabulkan semua doa mereka, kemudian Dia mengganti semua hara yang mereka belanjakan untuk-Nya. Satu dirham menjadi sejuta dirham” (HR. Baihaqi dalam ( Azwar, 2007)).
Ketika Rasulullah saw. tiba di Masjidil Haram, beliau terus melakukan thawaf di Baitullah sebanyak 7 putaran, mendirikan shalat sebanyak dua rakaan di belakang Mawqam Ibrahim, serta sa’i di antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali ( Azwar, 2007 ; 14).
Thawaf di Baitullah dapat digolongkan kedalam hipnotisme dan prana. Hipnotisme termasuk dalam kategori pertama pembagian Kedokteran Alternatif oleh National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat, yaitu mindbody intervention  atau intervensi rohani terhadap jasmani yang berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Prana atau pranic healing  (penyembuhan dengan prana) termasuk ke dalam bioelectric medicine, kategori kedua dari Kedokteran Alternatif menurut oleh National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat ( Azwar, 2007 ; 15).
Hipnotisme sendiri bermanfaat untuk berbagai penyakit, kecuali infeksi. Penyakit tersebut antara lain ( Azwar, 2007 ; 15):
1.    Kelainan jantung dan pembulu darah, seperti tekanan darah tinggi (essential hypertension) dn penyakit jantung koroner (angina pectoris, coronary heart disease).
2.    Kanker, nyeri pada kanker.
3.    Penyakit pencernaan, ingfeksi usus (ulcerative colitis) dan sakit maag (peptic ulcer).
4.    Penyakit ibu, seperti dismenorea (rasa sakit ketika sedang haidh).
5.    Penyakit kulit, seperti (atopic dermatitis, acne, allergic reactions, warts, urticaria, neurodermatitis) dan sebagainya antara lain asma, rematik sendi (rheumatic arthritis), sakit kepala (tension headaches, migraine headaches), kencing manis (diabetes mellitus), kegemukan (obesity), penyakit gondok (hyperthyroidism), dan hipoglikemia (hypoglycemia).
Dalam kedokteran modern, hipnotisme dipraktekkan oleh Psikiater atau Dokter Kesehatan Jiwa. Ia dapat dilakukan dengan memperngaruhi alam sadar pasien. Lazimnya dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Mata dipaksa berkonsentrasi memperhatikan suatu benda seperti jam yang digerakkan dengan konsisten dan beraturan, dalam irama tertentu. Telinga dipaksa dengan perintah verbal yang menoton dan berulan-ulang. Dengan cara yang sama bisa menghipnosis sirinya sendiri ( Azwar, 2007 ; 16).
Thawaf dapat menghipnosis diri sendiri bila mampu mencapai taraf khusuk seperti para sufi.  Perubhan kesadaran itu terjadi sewaktu mata berkonsentrasi memperhatikan sesuatu yang tidak terlihat. Telinga sesak dengan alunan tasbih dan zikir yang menderu . Kaki melangkah dengan gerakan tertentu mengikuti manusia berseragam ihram dan bertelanjang kaki lainnya, menurut alur tatacara tertentu  seperti lengan terangkat  dalam irama tertentu setiap melewati Hajar Aswad ( Azwar, 2007 ; 17).
Apabila thawaf adlah hipnotis, berjalan dengan kaki telanjang di Masjidil Haram mengelilingi Baitullah adalah prana. Dalam bahasa Sanskerta, prana berari kekuatan untuk hidup (life-force), suatu bio-energi yang tidak terlihat untuk mempertahankan kehidupan dan menjaga agar tubuh tetap sehat, ibarat bensin untuk mobil. Ia juga disebut “tenaga dalam” ( Azwar, 2007; 20). Selain itu, dapat disimpulkan bahwa Baitullah,  yang pertama kali dibangun oleh Adam as. adalah sumber prana ilahiyah ( Azwar, 2007 ; 23).

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ketentraman dan kebahagian dalam kesehatan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam sebagai upaya meraih Ridha Allah SWT. Tujuan ini akan mengantarkan pada keseimbangan diri dan lingkungan sesuai dengan fitrah kemanusiaannya akan membawa kebahagiaan bagi manusia. Sehingga dalam keadaan lingkungan yang bagaimanapun kesiapan diri dan kejiwaan yang telah terbentengi dengan nilai-nilai agama tidak akan terpengaruhi dan mengalami goncangan.
1.    Kelebihan metode psikoterapi islam atau praktik ibadah dalam terapi penyembuhan :
Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain ;
a.    Metode Psikoterapi Islam berangkat dari nilai-nilai dan ajaran dari agama Islam itu sendiri. Mudah diterima oleh kalangan umat Islam karena tidak akan terjadi pertentangan-pertentangan konsep, media penyembuhan tentu akan disambut dengan baik oleh umat Islam.
b.    Metode ini menggunakan amalan, ajaran dan peribadahan yang sudah menjadi sikap hidup dan dilakukan secara rutin oleh umat Islam. Amal ibadah yang mereka lakukan tidak hanya akan bersifat formalistik belaka, tetapi berpengaruh pada penghayatan dan menjadi faktor spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
c.    Psikoterapi Islam ini dapat dilakukan dengan pendekatan keagamaan,  yang dalam prakteknya membutuhkan pendampingan maupun juga memungkinkan untuk dilakukan secara mandiri.
d.   Memiliki cakupan terapi yang lebih luas, tidak hanya ditujukan pada perubahan kepribadian dan emosional saja, tetapi sekaligus juga perubahan sikap mental dalam kehidupan sosialnya.
e.    Dalam masyarakat dewasa ini, psikoterapi telah banyak dibutuhkan untuk menanggulangi masalah-masalah kejiwaan dan kepribadian sebagai efek dari perubahan masyarakat dan lajunya peradaban.
2.    Kelemahan metode psikoterapi islam
a.    Sangat efektif terbatas pada kalangan umat Islam saja, sedangkan untuk ditujukan kepada orang atau masyarakat non muslim akan mengalami banyak kesulitan dan hambatan.
b.    Umat Islam sendiri dalam melakukan amal peribadahan masih banyak yang kurang memahami dan menghayati amal ibadah yang mereka laksanakan sehingga amal ibadah tersebut hanya menjadi aktifitas formal belaka.
c.    Psikolog dan psikiater dari kalangan muslim yang belum berani mengambil inisiatif untuk mengembangkan nilai-nilai dan ajaran Islam sebagai sumber inspirasi dalam proses terapinya.
d.   Adanya anggapan di kalangan masyarakat, bahwa psikoterapi adalah sesuatu yang mewah, mahal, dan berbelit- belit, sehingga masyarakat terutama umat Islam belum memeberdayakan psikoterapi Islam dalam kehidupannya.
e.    Masih sedikit diantara psikolog muslim yang memahami persoalan ke-Islam-an, sehingga para psikolog atau terapis dalam mengembangkan strategi penyembuhan. Keberhasilan tergantung dari terapis dan klien termasuk kondisi kejiwaannya.

B.     Saran
Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Kelemahan Metode Psikoterapi Islam diantaranya :
1.      Psikolog maupun psikiater dari kalangan Islam harus memandang secara positif dan optimis bahwa dalam Islam memiliki ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang mengandung aspek terapi kejiwaan sehingga terus melakukan pengungkapan dan pengembangan dari ajaran Islam tersebut menjadi konsep-konsep psikologi dan psikoterapi.
2.      Terapis harus meningkatkan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai dan ajaran, praktek amal ibadah yang dilakukan umat Islam, sehingga dapat mengambil hikmah dari hal-hal tersebut sebagai alat untuk mengobati dan mencegah terjadinya gangguan kejiwaan, dan mengembangkan kepribadian yang sehat yang dapat melahirkan perilaku yang sesuai dengan norma-norma tuntunan agama Islam di kalangan umat Islam.
3.      Psikolog atau terapis memberikan pemahaman kepada klien, bahwa amal ibadah dan ajaran Islam yang mereka lakukan memiliki nilai, makna atau hikmah yang berguna bagi kehidupan, sehingga klien akan dapat menghayati amal perbuatan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim
As-Sayid, Abdul Basith Muhammad (2005). Metode Pengobatan Preventif Rasulullah saw.  Jakarta : AMZAH
As-Saayid, Rasyad Fuad (2004). Puasa Sebagai Terapi Penyembuhan Berbagai Penyakit, Jakarta: Hikmah.
Azwar, Bahar (2007). Manfaat Haji & Umrah bagi Kesehatan. Jakarta : Qultum Media
Az-Zahrani, Musfir bin Said (2005). Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani Press
Burhani, Ahmad Najib. (2002). Manusia Modern Mendamba Allah, Jakarta : Iman dan Hikmah
Hasan, Ahmad bin Hasan Hammam. (2007). Keajaiban Sedekah dan Istiqfar.  Jakarta : DARUL HAQ
Salim, Muhammad Ibrahim (2009). The Miracle Of Shaun. Jakarta: Amzah.    
Prawita, Johana E. dkk., (2002). Psikoterapi: Pendekatatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar