Sabtu, 22 Desember 2012

konsep selfcare, discharge planning, perawatan alat bantu indera


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
      Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).  
        Healthy People (2000) dalam potter & Perry (2005, p.1367) berharap untuk meningkatkan kesehatan gigi penduduk. Tunjuannya adalah mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi orang berusia 35 sampai 44 tahun, menurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi lami mereka, mengurangi prevalensi gingivitis dan mengurangi penyakit periodontal dekstruktif diantara individu berusia 35 tahun sampai 44 tahun.
     Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata dan telinga selama pasien mandi. Asuhan keperawatan berpusat pada pencegahan infeksi dan pemeliharaan fungsi organ normal pasien (Potter & Perry, 2005 p. 1386).
        Mata adalah organ yang mendeteksi cahaya, meneruskan sinyal tersebut ke retina dan membuat efek visual yang di kirim ke otak. Masalah yang terjadi pada mata adalah ketidak nyamanan lensa, kemerahan pada mata, pemandangan kabur, air mata berlebihan dan infeksi kornea yang biasanya diakibatkan oleh kacamata dan lensa kontak yang digunakan oleh pasien. (Potter & Perry,2005)
    Telinga adalah indera pendengaran yang berfungsi mengirim suatu pola yang akurat ke otak dari semua suara yang diterima dari lingkungan. Masalah yang biasa terjadi pada telinga yaitu penurunan ketajaman pendengaran yang menganggu konduksi suara (Potter & Perry,2005)

2.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Untuk memenuhi tugas mandiri mahasiswa
b.      Dapat memahami konsep selfcare menurut Dorothea Orem
c.       Memahami cara pendokumentasian pengembangan kemampuan pasien terhadap self care
d.      Memahami konsep discharge planning yang harus dilakukan perawat pada pasien dengan deficit perawatan diri.
e.       Memahami prosedur perawatan pada gigi palsu
f.       Memahami prosedur perawatan pada kontak mata dan kacamata
g.      Memahami prosedur perawatan pada alat bantu pendengaran (earing aid)
BAB II
PROSES KEPERAWATAN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

A.    Pengembangan Kemampuan Pasien Terhadap Self Care
     Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada tiga tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (system pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (system pengganti sebagian). Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan) (Potter & Perry, 2005. p.276).
    Contoh pengkajian menurut Orem pada pasien dengan masalah deficit pendengaran, adalah sebagai berikut :
    Kasus : Pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan dalam perawatan alat bantu dengar. Pasien ini mengalami penurunan tingkat pendengaran setelah mengalami kecelakaan 2 bulan yang lalu.
1.      Riwayat keperawatan
a)   Keluhan utama
Ny. R (25 tahun) mengeluh tidak dapat mendengar jelas komunikasi perawat selama 2 hari belakangan ini.
b)   Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh mengalami penurunan tingkat pendengaran sejak 2 bulan yang lalu.
2.      Self care
a.       Universal self care
1)      Nutrisi dan metabolik
     Pasien memenuhi nutrisi yang dianjurkan oleh dokter.
2)      Eliminasi
BAB dan BAK pasien selama ini sangat lancar sesuai dengan makanan dan pengaruh makanan yang telah dikomsumsi.
3)      Pola aktivitas
Pasien masih kewalahan dalam berkomunikasi dengan tim medis, sehingga intruksi dokter dan perawat jarang dilakukan oleh pasien. Setelah menggunakan alat bantu dengar pasien merasa nyaman dan mudah berkomunikasi dengan siapa pun.
4)      Persepsi
Pasien mengatakan belum dapat mendengar dengan jelas tanpa menggunakan alat bantu dengar.

5)      Pola istirahat tidur
                 Pasien mengatakan dapat beristirahat dengan baik.
6)      Pola hubungan dengan orang lain
Hubungan pasien dengan keluarga, perawat, dan tim medis baik.
7)      Pola nilai dan kepercayaan
Pasien menyakini bahwa Allah SWT akan memberi perlindungan dan jalan yang baik dalam kehidupannya. Pasien tetap beribadah sebagaimana biasanya dan terdengar berdzikir setiap waktu.
b.      Developmental self care
Saat ini pasien merasa sangat bahagia karena orang terdekatnya selalu memberikan support yang baik dan selalu membantu pasien dalam mengecek gangguan pendengarannya ke Rumah Sakit.
c.       Health deviation self care
Pasien kembali mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Ada yang menggajal pada telinganya.
2.      Self care agency
Ny. R  termotivasi untuk dapat beraktivitas kembali dan berkomunikasi dengan baik dan lancar.
3.      Therapeutik self care demand
Ny. R terganggu aktivitasnya dikarenakan penurunan fungsi pendengarannya dan dianjurkan untuk menggunakan alat bantu pendengaran.
4.      Self care deficit
Ny. R terjadi self care deficit karena kondisinya yang belum bisa  mendengar dengan jelas. Kebutuhannya dibantu oleh keluarga dengan bantuan dari perawat.
5.   Nursing agency
Ny. R memerlukan dukungan/pendidikan dari perawat dan bantuan  keluarga karena terganggu aktivitasnya. Pasien mengatakan ingin segera dapat mendengar jelas dan melakukan perawatan diri secara mandiri dan benar.
6.   Nursing system
Dari data-data yang terkumpul, disimpukan bahwa pasien berada pada tingkat ketergantungan ringan (bimbingan/pendidikan) Perawat dan keluarga membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti komunikasi serta perawatan diri.
    

    Pertimbangan khusus yang diberikan pada pasien dengan masalah deficit pendengaran menurut Potter & Perry (2005 p.73)  yaitu sebagai berikut :
a.       Pertimbangan penyuluhan
1)      Diskusikan dengan pasien pedoman untuk penggunaan alat bantu dengar dan tip-tip untuk perawatan, hindari pemajanan pada panas atau dingin berlebihan, jangan membanting alat pada permukaan keras, mengganti baterai diatas handuk atau tempat tidur, jangan menjalankan alat dengar, dan bersihkan baterai untuk menghilangkan korosi.
2)      Lepaskan baterai jika alat bantu disimpan dan simpan pada tempat sejuk dan kering.
3)      Jaga kontak bersih dengan menghilangkan residu dengan penghapus pensil.
b.      Pertimbangan pediatrik
1)      Defisit pendengaran pada anak-anak dapat menyebabkan terjadinya masalah perkembangan serius, termasuk kesulitan bicara, pengenalan buruk terhadap pertunjuk verbal, perlambatan sosialisasi dan gangguan belajar (Wong dan rekan, 1999)
c.       Pertimbangan geriatrik
1)      Gunakan teknik komunikasi yang baik untuk membantu individu memahami apa yang dikatakan. isolasi dan menarik diri dari sosial umum terjadi pada individu kurang pendengaran Sering pasien lansia sensitive tentang menerima bahwa ia tidak dapat mendengar dengan jelas.
d.      Pertimbangan perawatan dirumah dan perawatan jangka panjang
1)      Alat bantu tidak boleh dibiarkan dekat panas atau dingin ekstrem, seperti dekat kulkas atau tepi jendela. Bila pasien menggunakan pengering rambut, alat bantu harus dilepas
2)      Bila pasien tinggal dilingkungan lembab, alat bantu harus disimpan dalam kotak yang menyerang kelembapan.
     Apabila pasien dapat melakukan perawatan diri dari bimbingan yang diberikan oleh perawat, maka pasien tersebut bisa dikatakan sudah mengalami pengembangan dalam kemampuan merawat diri.
    Respon pasien yang membutuhkan tindakan segera menurut Potter & Perry (2005 p. 72) adalah sebagai berikut :
Respon
Tindakan
Klien tidak dapat mendengar





Klien mengeluh ketidaknyamanan telinga
Lepaskan alat bantu dengar dan evaluasi apakah kanal telinga tersumbat
Yakinkan baterai berfungsi dan dipasang dengan tepat
Atur pengontrolan volume

Reposisi alat bantu dengar



B.     Discharge Planning pada Pasien dengan Defisit Perawatan Diri
          Menurut Luverne & Barbara, 1988, perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a.       Medication (obat)
    Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
Contoh :
1)      Memakai lotion pada perawatan kulit yang kering.
2)      Memakai obat tetes mata untuk perawatan mata jika diresepkan oleh dokter.
b.      Environment (lingkungan)
    Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
Contoh :
1)      Pada pasien dengan penyakit jantung, Apabila dirumahnya terdapat tangga sebaiknya didokumentasikan sebagai discharge palnning pasien. karena naik-turun tangga bagi pasien penyakit jantung berakibat vatal bila kecapean.
2)      Perawatan harus memastikan pasien memiliki aliran listrik, air yang mengalir, panas dan ventilasi yang adekuat, kulkas dan kompor yang berfungsi, persediaaan makanan dan pipa ledeng yang adekuat. Dengan begitu, lembaga dapat menetapkan apakah lingkungan rumah sehat dan aman (Zang & Bailey, 2004 p.9)
c.       Treatrment (pengobatan)
    Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
Contoh :
1)      Anjurkan pasien melakukan perawatan diri secara kontinu untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.
2)      Melanjutkan meminum obatnya 3x1 sehari sesuai resep dokter.
3)      Tidak sembarangan dalam memilih obat atau membelinya selain dari ahlinya.
4)      Anjurkan pasien tetap menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
3)      Mempraktikkan perawatan diri yang sudah diajarkan selama perawatan di RS.
4)      Menjaga makanan yang tidak dapat dikonsumsi selama pengobatan.
d.       Health teaching (pengajaran kesehatan)
    Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
Contoh :
1)      Perawat memberikan penyuluhan kecil pada klien (pasien dan keluarganya) tentang kesehatan. Misalnya lingkungan yang sehat dan aman serta perawatan diri yang baik dan benar.
2)      Perawat mengajarkan bagaimana cara melakukan perawatan diri, sehingga pasien dapat mandiri melakukannya sendiri atau dibantu oleh keluarganya.
e.       Outpatient referral
    Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
Contoh :
1)      Departemen kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan seperti Klinik untuk individu yang menderita penyakit menular seksual (PMS), program terapi untuk penyakit khusus harus diketahui oleh pasien dan keluarganya.
2)      Dengan pasien penyakit AIDS contohnya, pasien harus diberikan tempat-tempat yang bisa dikunjunginya untuk pelayanan kesehatan khusus AIDS, misalnya informasi tentang fasilitas Negara untuk pasien, pelayanan hokum, konseling, atau pelayanan lain yang mungkin dibutuhkan oleh pasien yang menderita AIDS.
f.       Diet
    Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya. 
Contoh :
1)      Beritahukan batasan diet yang boleh dilakukan dan pemilihan menu makanan yang benar dan sehat, terutama pada pasie pascaoperasi dan ibu melahirkan.
2)      Jelaskan program diet yang baik dan benar pada pasien agar pemenuhan nutrisi juga tercukupi disamping melakukan perawatan tubuh dengan diet contohnya.







DOKUMENTASI PERSIAPAN PULANG
Nama pasien    :
No. registrasi   :
1.      Alasan pemulangan     :
      Intruksi Dokter
      Atas permintaan sendiri, alasan ……………………………………………..
2.      Obat-obatan    :
     Resep harus di tebus
     Obat dibawa pulang
            Jenis                                        Dosis dan cara pemakaian
 …………………………..                 ………………………..
 …………………………..                 ………………………..
3.      Pendidikan kesehatan dan demontrasi yang telah diberikan  :
a.       perawatan diri
      Personal hygiene
b.      Diet/nutrisi                                    ( Ya / Tidak )
4.      Berkas yang dibawa pulang    :
       USG
       Hasil Laboratorium
       Rotgen
       Resume : ……………………/……………/ ……………………………….
       Lain-lain
5.      Jadwal kontrol kembali :  ……… / ………………… / ………………..
       Dijelaskan
       Tidak dijelaskan


Tanda tangan perawat                                                             Tanda tangan pasien

           (                                  )                                                             (                               )



C.    Perawatan Gigi Palsu
    Gigi palsu adalah gigi buatan yang dapat dilepas dan harus dibersihkan. Pasien mungkin merasa malu jika menggunakan gigi palsu dan akan lebih malu lagi jika terlihat orang setelah gigi palsunya dilepas. Oleh karena itu, privasi harus selalu diberikan ketika gigi palsu dilepas dan dibersihkan (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
    Jika pasien menggunakan gigi palsu, maka perawat bertanggung jawab untuk :
a.       Menggunakan perawatan ektra hati-hati pada saat menangani gigi palsu
b.      Menjaga agar gigi palsu tetap bersih
c.       Menjaga agar gigi palsu tidak hilang atau rusak
d.      Menjaga gigi palsu dengan mana pada saat dikeluarkan dari mulut pasien
e.       Meletakkan gigi palsu dimeja samping tempat tidur
f.       Menyimpannya dalam sebuah wadah yang diberikan label nama pasien
g.      Gigi palsu yang terbuat dari plastic harus tetap kering (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
        Menurut Potter & Perry,2005. p.1377), prosedur pembersihan gigi palsu adalah sebagai berikut :
Langkah
Rasional
Tanyakan klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakh ada gusi atau membrane mukosa yang nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, inspeksi rongga mulut dan permukaan gigi palsu

Gigi palsu yang tidak pas bergesekan dengan gusi, dan membrane mukosa. Daerah iritasi mungkin memerlukan perawatan khusus.
Jelaskan prosedur dan pastikan pasien bahwa akan menggunakan praktik pilihan pribasi (jika sesuai)
Meningkatkan pemahaman dan kerjasama pasien
Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan :
a.    Sikat gigi berbulu lembut

b.    Sikat gigi untuk gigi palsu
c.    Mangkok piala ginjal atau wastafel
d.   Detrifikasi gigi palsu atau pastagigi
e.    Gelas air (untuk air hangat dan dingin)
f.     Kasa tunggal 4x4
g.    Waslap
h.    Cangkir plastic gigi palsu
i.      Sarung tangan sekali pakai


Digunakan untuk menggosok gusi dan lidah


Digunakan untuk mengangkat gigi palsu


Mencegah kontak dengan mikroorganisme di dalam saliva
Cuci tangan
Mengurangi transmisi mikroorganisme
Atur bahan di meja tempat tidur atau dekat wastafel
Menjamin prosedur lancer dan terorganisir
Isi mangkok piala ginjal setengah penuh dengan air biasa atau letakkan waslap pada wastafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm
Membantu mendistribusikan dentrifikasi di atas permukaan gigi palsu. Kain melindungi gigi palsu menjadi patah. Air panas menyebabkan gigi palsu menjadi melengkung atau lunak
Kenakan sarung tangan sekali pakai
Mengurangi transmisi infeksi
Minta pasien utuk melepas gigi palsu dan letakkan gigi pada mangkok piala ginjal. Jika pasien tidak mampu melepaskan gigi palsu, pegang piringan bagian atas di depan ibu jari dan jari telunjuk yang dibungkus dengan kassa. Gunakan tarikan yang mantap dan kearah bawah. Secara lembut angkat gigi palsu sebelah bawah dari dagu dan rotasikan ke satu sisi arah bawah untuk mengeluarkan dari mulut. Letakkan gigi palsu pada mangkok
Kassa mencegah tergelincir secara tidak sengaja saat menangani gigi palsu. Pemutaran gi palsu pada sudut, mengurangi penarikan bibir selama pelepasan gigi
Gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu disekat air. pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan kebelakang dan kedepan untuk membersihkan permukaan penggigit. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gosokan pendek dari atas gigi palsu pada permukaan penggigit untuk membersihkan permukaan gigi sebelah luar. Pegang sikat secara vertical dan gunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan kebelakang dan kedepan untuk membersihkan permukaan bawah gigi palsu
Mencegah makanan dan bakteri yang menumpuk pada permukaan gigi palsu dan mencegah bau dan terbentuknya noda. Memegang gigi palsu dekat dengan air mengurangi peluang retak karena air akan memecah keluar jika gigi palsu tergelincir.
Bilas gigi palsu dengan teliti dalam air biasa
Air hangat bercampur dan membilas detrifikasi lebih efektif daripada air dingin.
Kembalikan gigi palsu kepada pasien dan simpan dalam air biasa didalam cangkir plastik
Penyimpanan melindungi gigi palsu dari kerusakan. Air biasa menjaga gigi palsu tetap lembab untuk memudahkan saat pemasukan gigi palsu plastic menjadi rapuh dan melengkung jika tidak dipertahankan tetap lembab
Kosongkan mangkok piala ginjal dan tambahkan air dingin yang segar. Berikan pasta gigi pada sikat gigi lembut dan sikat gusi, langit-langit, dan lidah dengan lembut
Membantu menstimulasi sirkulasi gusi dan mengangkat sisa-sisa lapisan kotoran gui dan mukosa
Minta pasien untuk berkumur dengan teeliti
Berkumur mengangkat semua partikel makanan dan sekresi
Masukkan kembali gigi palsu jika pasien menginginkan atau biarkan pasien melakukan sendiri. Mulai dengan lembut memasukkan gigi palsu sebelah atas yang lembab. Minta pasien untuk menggunakan jari untuk menekan gigi palsu melekat pada tempatnya, dan kemudian masukkan gigi palsu sebelah bawah yang lembab.
Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah atas lebih mudah untuk dimasukkan pertama kali jika klien mempunyai piringan sebelah atas dan bawah. Pelembaban melubrikasi gigi palsu agar memudahkan insersi. Penggun aan tekanan yang lemvbut pada gigi palsu sebelah atas memperkuatnya menempel pada langit-langit.
Buang sarung tangan pada tempat yang sesuai. Bersihkan dan simpan bahan-bahan. Cuci tangan
Mengontrol penyebaran infeksi
Tanya pasien jika gigi palsu terasa nyaman
Pembersihan mengangkat sumber iritasi
Catat prosedur pada flowsheet atau catatan perawat
Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu mempertahankan keakuratan catatan pasien


D.    Perawatan Kacamata dan Lensa Kontak
     Kacamata dan lensa kontak membutuhkan perawatan dan perhatian yang khusus, antara lain :
a.       Dijaga kebersihannya dengan menggunakan kertas lensa khusus atau tisu lembut yang nonabrasive
b.      Disimpan dalam wadahnya jika tidak digunakan
c.       Selalu diletakkan dalam jangkauan pasien (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
     Anjurkan pasien untuk menggunakan kacamata dan gigi palsu jika mungkin (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
      Prosedur perawatan kacamata menurut Hegner & Caldwell (2003 p.446) adalah sebagai berikut :
Tindakan prosedur awal dan tindakan penyelesaian prosedur (Hegner & Caldwell, 2003 p.306).
Tindakan awal prosedur
1.      Cuci tangan anda
2.      Siapkan peralatan yang diperlukan
3.      Pergi ke ruangan pasien, ketuk dan berhenti sebentar sebelum masuk
4.      Perkenalkan diri anda dan identifikasi pasien dengan memeriksa gelang identitas
5.      Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan dan informasikan pada mereka dimana mereka bisa menunggu
6.      Beri privasi
7.      Jelaskan apa yang akan terjadi dan jawab pertanyaan
8.      Naikkan tempat tidur sampai tinggi yang nyaman untuk bekerja
Tindakan Penyelesaian prosedur
1.      Posisikan pasien nyaman
2.      Letakkan bel panggil, telepon dan air minum dalam jangkauan
3.      Kembalikan tempat tidur keposisi terendah
4.      Lakukan pemeriksaan keselamatan umum pasien dan lingkungan
5.      Lakukan perawatan peralatan sesuai dengan kebijakan fasilitas
6.      Cuci tangan anda
7.      Laporkan penyelesaian tugas
8.      Beritahu pengunjung bahwa mereka boleh masuk kembali
9.      Dokumentasikan tindakan dan hasil observasi anda
Catatan : Jika ada luka terbuka, linen basah atau kemungkinan kontak dengan cairan tubuh pasien atau darah, pakailah sarung tangan sekalai pakai selama prosedur. Pakai sarung tangan sebelum berhubungan dengan pasien atau linen. Buang sarung tangan dengan tepat setelah dilepaskan.

1.      Lakukan semua tindakan awal prosedur
2.      Ingatlah untuk mencuci tangan anda, mengidentifikasi residen dan memberi privasi
3.      Siapkan peralatan yang diperlukan :
a.       Kacamata residen
b.      Larutan pembersih
c.       Air bersih
d.      Tisu pembersih yang lembut
4.      Jelaskan apa yang akan anda lakukan dan bagaimana residen dapat membantunya.
5.      Pegang kacamata pada bingkainya
6.      Bersihkan dengan larutan pembersih atau air bersih
7.      Keringkan dengan tisu
8.      Kembalikan kacamata pada tempatnya. Letakkan di meja sisi tempat tidur atau kembalikan pada residen
9.      Lakukan semua tindakan penyelesaian prosedur. Ingatlah untuk mencuci tangan anda, melaporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasikan waktu, tanggal, membersihkan kacamata dan reaksi residen.
        Perawatan lensa kontak menurut Potter & perry (2005, p. 1391) adalah sebagai berikut :
Langkah
Rasional
Inspeksi mata atau Tanya pasien apakah kontak lensa dikenakan
Lensa biasanya dipakaii dan pasien mungkin lupa kalau lensa dikenakan
Kaji kemampuan pasien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa
Tentukan tingkat bantuan yang dibutuhkan dalam perawatan
Setelah kontak lensa dilepas, inspeksi mata terhadap tanda-tanda iritasi kornea, air mata yang berlebihan, kemerahan, rasa perih terbakar
Tanda-tanda iritasi kornea dibutuhkan pasien untuk dihentikan penggunaan lensa kontak
Persipakan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melepaskan lensa :
a.       Tempat penyimpanan lensa kontak. beri label nama pasien



b.      Mangkuk pengisap lensa (tambahan)

c.       Larutan saline steril
d.      Handuk mandi


Mangkuk yang terpisah berlabel R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri akan melindungi lensa terhadap keretakan, (lensa tertentu disimpan dalam keadaan kering, sementara yang lain disimpan dalam larutan.
Digunakan untuk melepas lensa yang keras dari pasien yang tidak sadar atau gelisah
Digunakan untuk melembabkan kornea sebelum melepaskan lensa
Persiapkan peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi :
a.       Lensa didalam tempat penyimpanan yang bersih, diberi label nama pasien
b.      Peralatan desinfektan termal (tambahan)
c.       Pembersih surfaktan
d.      Larutan pembilas
e.       Desinfektan lensa steril dan larutan enzim

f.       Larutan pembasah steril untuk lensa keras
g.      Bola kapas atau kapas bertangkai
h.      Handuk mandi
i.        Mankuk piala ginjal
j.        Gelas berisi air hangat




Panaskan sampai 80°C untuk sterilisasi lensa yang lunak


Membersihkan permukaan lensa dan mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada.
Membuat lensa mudah tergelincir diatas kornea selama insersi
Digunakan untuk menyebabkan pembersih lensa diatas permukaan lensa kontak yang kaku
Diskusikan prosedur dengan pasien
Klien dapat membantu dalam perencanaan dengan penjelasan teknik yang membantu pengangkatan dan insersi. Pasien mungkin menjadi cemas saat perawat meretraksi kelopak mata dan memanipulasi lensa
Atur posisi pasien yaitu terlentang atau duduk ditempat tidur atau kursi
Memberikan kemudahan saat meretraksi kelopak mata dan memanipulasi lensa
Melepaskan lensa lunak
a.      Cuci tangan
b.      Letakkan handuk dibawah wajah pasien
c.      Tambahkan beberapa tetes salin steril kemata pasien
d.     Minta pasien untuk memandang lurus kedepan
e.      Menggunakan jari tengah, tarik kelopak mata bagian bawah
f.       Dengan telapak jari telunjuk pada tangan yang sama, geser lensa keluar kornea kearah bagian putih dari mata
g.      Tarik kelopak mata bagian atas kearah bawah secara lembut dengan ibu jari pada tangan yang lain dan tekan lensa sedikit di antara ibu jari dan jari telunjuk
h.      Ambil mensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa membuat dua ujung-ujung lensa berhimpitan
i.        Jika ujung-ujung lensa menempel, letakkan lensa di telapak tangan dan rendam keseluruhan dengan salin steril. Secara lembut balikkan lensa dengan jari telunjuk dengan gerakan kedepan kebelakang. Jika gosokan tidak memisahkan ujung-ujung lensa maka lensa dapat direndam dalam larutan steril
j.        Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa kedalam kotak tempat penyimpanan yang sesuai. R untuk lensa kanan dan L sebelah kiri. Pastikan lensa berada ditengah
k.      Ulangi langkah c-j untuk lensa yang lain. Amankan penutup dan penyimpanan
l.        Kembalikan hhanduk dan cuci tangan

Mengurangi transmisi mikroorganisme
Menangkap lensa jika secara tidak sengaja jatuh dari mata


Lubrikasi pada mata untuk memfasilitasi pelepasan lensa
Memudahkan pengangkatan lensa selama pelepasan
Menampilkan ujung bawah lensa
Memposisikan lensa agar mudah diambil

Menggunakan bantalan jari mencegah cedera pada kornea dan kerusakan lensa
Menyebabkan lensa lunak untuk meringkuk. Udara masuk kebawah lensa melepaskan pengisap
Melindungi lensa dari kerusakan. Mencegah pinggir lensa menempel satu sama lain
Membantu mengembalikan lensa kebentuk normal








Memastikan bahwa lensa yang sesuai akan dimasukkan kembali kedalam mata yang tepat. Penyimpanan yang sesuai mencegah keretakan atau goresan.

Penyimpanan yang sesuai mencegah kerusakan lensa

Mengurangi transmisi infeksi. Mengurangi transmisi mikroorganisme
Melepaskan lensa kaku
a.       Cuci tangan
b.      Letakkan handuk dibawah wajah pasien
c.       Pastikan lensa berada pada posisi tepat diatas kornea. Jika tidak, maka pasien menutup mata. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan dibelakang lensa, secara perlahan tapi kuat pijat lensa kembali ketempatnya
d.      Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan tarik kulit secara lembut kebelakang arah telinga
e.       Minta pasien berkedip. Jangan melepas tekanan pada kelopak dampai kedipan selesai
f.       Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik kelopak mata melebihi ujung lensa. Tekan kelopak mata bawah berlawanan dengan ujung bawah lensa
g.      Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang lensa saat naik dari mata. Mangkuk pengisap dapat digunakan untuk pasien gelisah dan tidak sadar.
h.      Letakkan lensa ditangan anda
i.        Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa pada tempat penyimpananya yang sesuai, letakkan lensa ditengah penyimpanan, sisi konveks dibawah
j.        Ulangi langkah c-i untuk lensa lain. Amankan penutup atas kotak penyimpanan
k.      Kembalikan handuk dan cuci tangan.

Menangkap lensa jika secara tidak sengaja jatuh dari mata

Posisi lensa yang tepat memudahkan pelepasan dari mata





Mengencangkan kelopak mata terhadap bola mata

Manuver harus menyebabkan lensa terlepas dan kluar. Batas-batas kelopak atas dan bawah lensa harus jelas sampai berkedip.
Tekanan menyebabkan pinggir atas lensa keluar



Manuver menyebabkan lensa ditarik keluar dengan mudah



Melindungi lensa dari kerusakan
Kedua lensa mungkin tidak mempunyai resep yang sama. Penyimpanan yang tepat emncegah retak, tergores, atau pecah.

Penyimpanan yang tepat mencegah kerusakan pada lensa

Mengurangi penyebaran infeksi dan memelihara lingkungan tetap rapi.
Membersihkan dan mendesinfeksi lensa kontak
a.       Cuci tangan
b.      Susun peralatan disamping tempat tidur
c.       Letakkan handuk diatas area kerja
d.      Buka tempat lensa hati-hati, perhatikan jangan membuka tutup lensa tiba-tiba
e.       Setelah mengangkat lensa dari mata. berikan 1-2 tetes larutan pembersih pada lensa ditelapak tangan anda (gunakan pembersih yang direkomendasi) oleh pabrik lensa atau praktisi perawatan mata
f.       Gosok lensa dengan lembut, tetapi merata pada kedua sisi selama 20-30 detik. Gunakan jari telunjuk (lensa lunak) atau jari kelingking atau aplikator kapas bertangkai yang direndam dengan pembersih (lensa kaku) untuk membersihkan lensa bagian dalam. Hati-hati untuk tidak menyentuh atau menggores lensa dengan kuku jari
g.      Pegang lensa diatas mangkuk piala ginjal, nilas keseluruhan dengan larutan pembilas yang direkomendasi pabrik (lensa lunak) atau air dingin (lensa kaku).
h.      Letakkan lensa dikotak penyimpanan dan isi dengan larutan desinfeksi yang direkomendasi pabrik atau praktisi perawatan mata. Lepaskan lensa. Letakkan lensa ditengah tempat penyimpanan, sisi konveks kearah bawah, isi dengan larutan.


Mengurangi transmisi mikroorganisme
Memberikan kemudahan pada peralatan

Handuk membantu mencegah lensa pecah
Mencegah lensa terjatuh atau keluar dari kotak secara kebetulan

Mengangkat komponen air mata termasuk mucus, lemak, dan protein yang terkumpul pada lensa



Lebih mudah memanipulasi dan membersihkan dengan menggunakan ujung jari. Membersihkan semua permukaan dari mikroorganisme.






Mengangkat kotoran dan zat pembersih dari permukaan lensa



Mendesinfeksi lensa, mengangkat sisa-sisa, menambah kelembaban lensa, dan mencegah goresan dari kotak kering
Memasukkan lensa kaku
a.       Cuci tangan secara merata dengan sabun nonkosmetik yang ringan. Bilas dengan bersih. Keringkan dengan handuk bersih
b.      Letakkan handuk diatas dada pasien


c.       Pindahkan lensa kanan dari tempat penyimpanannya, usahankan mengangkat lensa lurus keatas
d.      Bilas dengan air dingin
e.       Basahi lensa pada kedua sisi dengan menggunakan laturan basah yang diresepkan
f.       Letakkan lensa kanan sisi konkaf diatas ujung jari telunjuk tangan dominan

g.      Intruksi pasien untuk melihat lurus kedepan dengan mata terbuka lebar sementara meretraksi kelopak mata bawah. Letakan lensa secara lembut diatas pusat kornea.
h.      Minta pasien menutup mata sebentar dan menghindari kedipan
i.        Minta pasien membuka mata. Pastikan lensa berada tepat ditengah dengan menanyakan pasien apakah penglihatannya kabur
j.        Ulangi langkah c-i untuk mata kiri
k.      Bantu pasien untuk posisi nyaman
l.        Buang peralatan yang kotor, buang larutan didalam tempat penyimpanan bila keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan dan cuci tangan.

Melapisi tangan dengan sabun yang mengandung parfum, deodorant, atau krim kompleks dapat berpindah kelensa dan mengiritasi mata
Handuk akan menangkap lensa yang jatuh dan mencegah lensa pecah, tergores atau retak
Lensa yang tergelincir keluar dari kotak dapat menyebabkan goresan pada permukaan
Air panas menyebabkan lensa melengkung.
Melubrakasi lensa sehingga memudahkan untuk dapat menggelincir diatas dan melekat pada kornea.
Manipulasi lensa yang sesuai memastikan pemasukan yang mudah, permukaan dalam lensa harus menghadap keatas lensa sehingga dapat dipakai pada kornea.
Lensa kaku dan dapat diletakkan saat leher melihat lurus kedepan. Retraksi kelopak meningkatkan pemasukan yang mudah di antara batas kelopak

Membantu mengamankan posisi lensa

Jika pasien tergeser kesamping kornea atau kedalam kantong konjungtiva maka penglihatan akan kabur


Meningkatkan kenyamanan pasien
Penggunaan larutan penyegar setiap hari mencegah infeksi
Memasukkan lensa lunak
a.       Cuci tangan dengan sabun nonkosmetik yang ringan, bilas dengan bersih, keringkan dengan handuk bersih
b.      Letakkan handuk diatas dada pasien


c.       Angkat lenda kanan dari tempat penyimpananya dan bilas dengan larutan pembilas yang direkomendasi, periksa lensa terhadap benda asing, airmata atau kerusakan lain.
d.      Periksa bahwa lensa tidak terbalik (bagian dalam berada diluar)


e.       Menggunakan jari tengah atau telunjuk dari tangan yang berlawanan, tarik kelopak mata atas sampai iris terlihat

f.       Gunakan jari tengah atau tangan memegang lensa untuk menarik kebawah kelopak mata bagian bawah
g.      Minta pasien untuk melihat lurus kedepan dan “melalui” lensa dan jari. Secara lembut letakkan lensa langsung dari kornea, dan lepaskan lensa secara perlahan, mulai dari kelopak mata bawah
h.      Jika lensa berada pada sclera daripada kornea, beritahu pasien untuk menutup mata secara perlahan dan putar kerah lensa
i.        Minta pasien untuk berkedip beberapa kali
j.        Yakinkan lensa berada tepat ditengah dengan menanyakan apakah penglihatan pasien kabur.
k.      Jika pandangan pasien kabur, tarik kelopak mata, tentukan lokasi posisi lensa, minta psien untuk melihat kearah yang berlawanan dari lensa dan dengan jari telunjuk anda, beri tekanan pada batas kelopak mata bawah dan atur posisi lensa diatas kornea. Minta pasien melihat secara perlahan kearah lensa
l.        Ulangi lankah c-k untuk mata lain

m.    Bantu pasien untuk posisi nyaman
n.      Buang peralatan yang kotor, buang larutan didalam tempat penyimpanan bila keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan dan cuci tangan.

Melapisi tangan dengan sabun kosmetik atau deodorant dapat berpindah ke lensa dan mengiritasi mata

Handuk akan menangkap lensa yang jatuh dan mencegah lensa pecah, tergores atau retak.
Mengangkat alrutan desinfektan, Mencegah iritasi atau kerusakan pada mata.




Lensa lunak terbalik jika mangkuk mempunyai bibir, lensa berada dalam posisi tepat jika lengkung sama dari dasar sampai pinggiran.
Lensa lunak tidak melekat semudah lensa keras. Memisahkan kelopak sejauh mungkin menyediakan ruang untuk lensa berkontak dengan kornea tanpa menyentuh kelopak atau bulu mata.




Memastikan ketepatan yang aman dan nyaman.




Pastikan kesesuaian yang aman dan kenyamanan


Manuver memusatkan lensa kontak diatas kornea
Memastikan bahwa lensa berada ditengah, bebas dari udara, dan nyaman

Jika lensa bergeser kesamping kornea atau kedalam kantung konjungtiva, penglihatan akan kabur.






Mereposisi lensa diatas pusat kornea saat pasien melihat kearah lensa.
Meningkatkan kenyamanan pasien
Mencegah infeksi dan mempertahankan lingkungan tetap rapi.
Tanya pasien apakah lensa terasa nyaman setalah pemasukan kembali
Menentukan apakah kotoran tertahan diantara lensa dan kornea
Catat atau laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual yang tercatat selama prosedur
Dapat mengidentifikasikan cedera mata atau penyakit
Catat pada rencana asuhan keperawatan atau kardeks waktu pemasukan dan pelepasan lensa
Menentukan periode waktu yang aman untuk pemasangan lensa

E.     Perawatan Alat Bantu Dengar
    Alat bantu dengar memperkuat bunyi yang mencapai membrane timpanik (kendang telinga). Tiap pasien memerlukan tingkat amplifikasi bunyi yang berbeda (Corrado,1988). Alat terdiri dari bentuk telinga, baterai mikrofon dan amplifair dan selang penghubung. Perawatan alat bantu dengar meliputi pembersihan dengan tepat, perawatan baterai, dan penyimpanan (Potter & Perry,2005 p.68).
    Perawatan alat bantu dengar dapat didelegasikan kepersonel asisten. Namun, tetap menjadi tanggung jawab perawat untuk menjamin bahwa personel asisten mengetahui cara yang tepat untuk insersi, penyimpanan, dan pembersihan alat bantu dengar sebelum setiap penggunaan (Potter & Perry,2005 p.68)
    Alat bantu dengar adalah alat yang harus dijaga dengan cermat (Hegner & Caldwell,2003 p.558).
       Perawatan alat bantu pendengaran di belakang telinga menurut Potter & Perry (2005, p.1399)
Langkah
Rasional
Kaji pengetahuan pasien dan kegiatan pembersihan rutin dan perawatan alat bantu pendengaran
Menentukan pemahaman pasien dan kebutuhan pendidikan kesehatan. Adaptasikan metode perawatan dengan prosedur pasien.
Tentukan apakah pasien dapat mendengar secara jelas dengan peenggunaan alat bantu dengan cara bicara perlahan dan jelas dalam tekanan yang normal
Ketidak mampuan untuk mendengar mungkin menunjukkan kegagalan fungsi alat bantu pendengaran
Minta pasien member saran setiap tips perawatan tambahan, jelaskan bahwa anda akan membersihkan dan mengganti alat bantu pendengaran
Pasien menjadi tidak nyaman jika tidak mampu mendengar dengan jelas. Minimalkan ekbingungan dan kecemasan
Kaji apakah alat bantu pendengaran bekerja dengan memindahkan dari telinga pasien. Tutup kotak baterai dan putar volume tinggi secara perlahan. Tutup pada atas lipatan telinga dengan tangan. Jika alat bantu tidak mengeluarkan suara, ganti baterai dan kaji kembali.
Tentukan kebutuhan untuk baterai baru. Lengkingan suara balik akan menyebabkan suara melengking yang kasar
Periksa untuk memastikan selang penghubung plastic tidak terlilit atau retak
Selang yang retak atau terlipat mencegah transmisi suara
Periksa untuk memastikan apakah lipatan telinga retak atau mempunyai pinggir yang kasar.
Dapat menyebabkann iritasi pada kanal telinga eksternal
Periksa adanya akumulasi serumen sekitar lipatan telinga dan menyumbat.
Mencegah penerimaan dan transmisi suara yang jelas
Persiapkan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan :
a.       Piala ginjal untuk muntah
b.      Sabun ringan dan air hangat
c.       Sikat panjang
d.      Jarum suntik (tambahan)
e.       Haduk yang lembut
f.       Waslap
g.      Kotak penyimpan
h.      Sarung tangan sekali pakai


Digunakan untuk membersihkan selang penghubung plastik

Digunakan untuk membersihkan pintu pada lekukan telinga

Membersihkan alat bantu pendengaran
a.       Cuci tangan
b.      Atur peralatan dimeja samping tempattidur atau daerah wastafel
c.       Lap alat bantu dengan waslap yang lembut. Gunakan sikat atau ujung jarum suntik untuk membersihkan lubang pada alat bantu. Jangan sumbat lilin kedalam lubang.
d.      Buka pintu baterai dan biarkan kering di udara

e.       Bersihkan alat kanal telinga dengan waslap yang dibasahi dengan air dan sabun. Bilas dan keringkan









f.       Jika alat bantu akan disimpan, letakkan ditempat penyimpanan yang diberi label nama pasienn. Jika lebih dari satu alat bantu, catat bagian kanan atau kiri. Matikan jika tidak digunakan
g.      Simpan alat bantu pendengaran dalam tempat penyimpanan jika pasien akan manadi, berjalan ditengah hujan, menggunakan pengering rambut, duduk dibawah lampu atau panas matahari, operasi atau prosedur yang besar, pergi tidur atau diaphoresis

Mengurangi transmisi mikroorganisme.
Prosedur dapat dilakukan tanpa penundaan






Meningkatkan masa hidup baterai dan membuat kelembaban untuk evaporasi (Simon,1992)
Mengangkat serumen dan kotoran
Lilin akan mencegah transmisi suara normal.
Sabun dapat membentuk residu yang menyumbat pembukaan tekukan
Tetesan air yang tertinggal pada selang penghubung dapat masuk kedalam alat bantu pendengaran dan merusak bagian-bagiannya.
Angkat kelembaban dan kotoran yang menganggu transmisi suara dan fungsi alat bantu pendengaran
Perakitan kembali untuk memeriksa fungsi alat



Melindungi alat bantu pendengaran dan kerusakan dan hancur
Memasukkan alat bantu pendengaran
a.       Periksa baterai, ganti baterai jika diperlukan


b.      Matikan alat bantu dan putar pengontrol volume kebawah
c.       Pegang alat bantu sehingga bore-bagian yang panjang dengan lubang berada dibawah
d.      Pertama-tama masukkan bore kedalam kanal. Gunakan tangan yang lain untuk menarik ketas dan kebelakang pada telinga luar. Secara lembut tekan dan putar sampai lekukan terasa pas
e.       Atur volume bertahap sampai ketingkat yang nyaman untuk berbicara dengan pasien dengan suara biasa pada jarak 1-1,5 m. Putar control volume kerah hidung untuk meningkatkan volume
f.       Angkat peralatan yang kotor dari samping tempat tidur, buang bahan yang telah digunakan. Cuci tangan

Diperlukan untuk amplifikasi suara secara tepat. Selalu ganti baterai atas permukaan yang lembut (mis. handuk atau tempat tidur) untuk menghindari kerusakan
Melindungi pasien dari paparan suara yang tiba-tiba
Ketetapan posisi memastikan trasmisi suara secara optimal






Penyesuaian secara bertahap mencegah pemaparan pasien pada lengkingan yang keras atau suara balik. Pasien seharusnya mendengar suara perawat secara nyaman.


Mempertahankan kebersihan lingkungan dan mengurangi risiko infeksi
Kembali ke pasien untuk mengkaji apakah pendengarannya jelas atau alat bantu pendengaran menghasilkan suara balik yang tidak sesuai
Jika lekukan telinga tidak aman pada tempatnya maka alat ini akan melengking atau tidak berfungsi
Dokumentasi bahwa alat bantu telah dilepas dan disimpan. Jika pasien akan menjalani pembedahan atau prosedur khusus
Melindungi terhadap kemungkinan kehilangan alat bantu pendengaran
Laporkan kesulitan yang dialami pasien dalam berkomunikas dengan staf keperawatan
Meningkatkan kontinuitas perawatan teknik komunikasi pasien
Catat pada kardeks keperawatan bahwa pasien menggunakan alat bantu pendengaran.
Memberikan kewaspadaan kepada petugas akan gangguan pendengaran

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Pengembangan kemampuan pasien terhadap self care sangat bergantung pada tingkat kemandirian pasien dalam melakukan perawatan diri, maka dalam teori orem dijelaskan tingkat ketergantungan pasien dalam melakukan perawatan dirinya berbeda-beda tergantung pada kemampuan yang ada pada pasien.
      Peran perawat dalam perawatan unik dan berbeda-beda. Pemberian perawatan secara langsung dan berfokus pada kebutuhan fisik, sosial, dan fisiologis pasien adalah salah satu komponen peran tersebut. Sebagai koordinator pelayanan dan manajer kasus, perawat mengawasi seluruh perawatan pasien. Dalam berkolaborawsi dengan dokter, perawat menerapkan rencana perawatan sesuai frekuensi dan jangka waktu yang dibutuhkan pasien. (Zang & Bailey.2003. p.111).
B.     Saran
1.      Mahasiswa mampu melakukan perawatan personal hygiene dengan baik dan benar
2.      Mahasiswa dapat mengaplikasikan perawatan personal hygiene dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar