BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Discharge Planning (Perencanaan Pulang)
merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan
klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat
tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges &
Moorhouse: 94-95).
Healthy People (2000) dalam potter &
Perry (2005, p.1367) berharap untuk meningkatkan kesehatan gigi penduduk.
Tunjuannya adalah mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau
penyakit periodontal bagi orang berusia 35 sampai 44 tahun, menurangi jumlah
lansia yang kehilangan gigi lami mereka, mengurangi prevalensi gingivitis dan
mengurangi penyakit periodontal dekstruktif diantara individu berusia 35 tahun
sampai 44 tahun.
Perhatian khusus diberikan untuk
membersihkan mata dan telinga selama pasien mandi. Asuhan keperawatan berpusat
pada pencegahan infeksi dan pemeliharaan fungsi organ normal pasien (Potter
& Perry, 2005 p. 1386).
Mata adalah organ yang mendeteksi cahaya,
meneruskan sinyal tersebut ke retina dan membuat efek visual yang di kirim ke
otak. Masalah yang terjadi pada mata adalah ketidak nyamanan lensa, kemerahan
pada mata, pemandangan kabur, air mata berlebihan dan infeksi kornea yang
biasanya diakibatkan oleh kacamata dan lensa kontak yang digunakan oleh pasien.
(Potter & Perry,2005)
Telinga adalah indera pendengaran yang
berfungsi mengirim suatu pola yang akurat ke otak dari semua suara yang
diterima dari lingkungan. Masalah yang biasa terjadi pada telinga yaitu
penurunan ketajaman pendengaran yang menganggu konduksi suara (Potter &
Perry,2005)
2.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk
memenuhi tugas mandiri mahasiswa
b. Dapat
memahami konsep selfcare menurut Dorothea Orem
c. Memahami
cara pendokumentasian pengembangan kemampuan pasien terhadap self care
d. Memahami
konsep discharge planning yang harus
dilakukan perawat pada pasien dengan deficit perawatan diri.
e. Memahami
prosedur perawatan pada gigi palsu
f. Memahami
prosedur perawatan pada kontak mata dan kacamata
g. Memahami
prosedur perawatan pada alat bantu pendengaran (earing aid)
BAB II
PROSES KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengembangan Kemampuan Pasien
Terhadap Self Care
Asuhan
keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan atau
kebutuhan pasien dan kemampuan pasien. Oleh karena itu ada tiga tingkatan dalam
asuhan keperawatan mandiri. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama
kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang
tinggi (system pengganti keseluruhan). Perawat dan pasien saling berkolaborasi
dalam tindakan keperawatan (system pengganti sebagian). Pasien merawat diri
sendiri dengan bimbingan perawat (system dukungan/pendidikan) (Potter &
Perry, 2005. p.276).
Contoh pengkajian menurut Orem pada pasien
dengan masalah deficit pendengaran, adalah sebagai berikut :
Kasus : Pasien yang membutuhkan asuhan
keperawatan dalam perawatan alat bantu dengar. Pasien ini mengalami penurunan
tingkat pendengaran setelah mengalami kecelakaan 2 bulan yang lalu.
1.
Riwayat keperawatan
a)
Keluhan utama
Ny.
R (25 tahun) mengeluh tidak dapat mendengar jelas komunikasi perawat selama 2
hari belakangan ini.
b) Riwayat
penyakit sekarang
Pasien
mengeluh mengalami penurunan tingkat pendengaran sejak 2 bulan yang lalu.
2. Self
care
a. Universal
self care
1) Nutrisi
dan metabolik
Pasien
memenuhi nutrisi yang dianjurkan oleh dokter.
2) Eliminasi
BAB dan
BAK pasien selama ini sangat lancar sesuai dengan makanan dan pengaruh makanan
yang telah dikomsumsi.
3)
Pola aktivitas
Pasien masih kewalahan dalam berkomunikasi dengan tim medis, sehingga
intruksi dokter dan perawat jarang dilakukan oleh pasien. Setelah menggunakan
alat bantu dengar pasien merasa nyaman dan mudah berkomunikasi dengan siapa pun.
4) Persepsi
Pasien mengatakan belum dapat mendengar dengan jelas tanpa menggunakan alat
bantu dengar.
5) Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan dapat beristirahat dengan baik.
6) Pola hubungan dengan orang lain
Hubungan pasien dengan keluarga, perawat, dan tim medis baik.
7) Pola nilai dan kepercayaan
Pasien menyakini
bahwa Allah SWT akan memberi
perlindungan dan jalan yang baik dalam kehidupannya. Pasien tetap beribadah
sebagaimana biasanya dan terdengar berdzikir setiap waktu.
b.
Developmental self care
Saat ini pasien merasa sangat bahagia karena orang
terdekatnya selalu memberikan support yang baik dan selalu membantu pasien
dalam mengecek gangguan pendengarannya ke Rumah Sakit.
c.
Health deviation self care
Pasien kembali mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Ada
yang menggajal pada telinganya.
2. Self care agency
Ny. R termotivasi untuk dapat
beraktivitas kembali dan berkomunikasi dengan baik dan lancar.
3. Therapeutik self care demand
Ny. R
terganggu aktivitasnya dikarenakan penurunan fungsi pendengarannya dan
dianjurkan untuk menggunakan alat bantu pendengaran.
4. Self care deficit
Ny. R terjadi self care
deficit karena kondisinya yang belum bisa mendengar dengan jelas. Kebutuhannya
dibantu oleh keluarga
dengan bantuan dari perawat.
5.
Nursing
agency
Ny. R memerlukan dukungan/pendidikan
dari perawat dan
bantuan keluarga karena
terganggu aktivitasnya. Pasien mengatakan ingin segera dapat
mendengar jelas dan melakukan
perawatan diri secara mandiri dan benar.
6.
Nursing
system
Dari data-data yang terkumpul, disimpukan
bahwa pasien berada pada tingkat ketergantungan ringan (bimbingan/pendidikan) Perawat dan keluarga membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, seperti
komunikasi serta perawatan
diri.
Pertimbangan khusus yang diberikan pada
pasien dengan masalah deficit pendengaran menurut Potter & Perry (2005
p.73) yaitu sebagai berikut :
a. Pertimbangan
penyuluhan
1) Diskusikan
dengan pasien pedoman untuk penggunaan alat bantu dengar dan tip-tip untuk
perawatan, hindari pemajanan pada panas atau dingin berlebihan, jangan
membanting alat pada permukaan keras, mengganti baterai diatas handuk atau
tempat tidur, jangan menjalankan alat dengar, dan bersihkan baterai untuk
menghilangkan korosi.
2) Lepaskan
baterai jika alat bantu disimpan dan simpan pada tempat sejuk dan kering.
3) Jaga
kontak bersih dengan menghilangkan residu dengan penghapus pensil.
b. Pertimbangan
pediatrik
1) Defisit
pendengaran pada anak-anak dapat menyebabkan terjadinya masalah perkembangan
serius, termasuk kesulitan bicara, pengenalan buruk terhadap pertunjuk verbal,
perlambatan sosialisasi dan gangguan belajar (Wong dan rekan, 1999)
c. Pertimbangan
geriatrik
1) Gunakan
teknik komunikasi yang baik untuk membantu individu memahami apa yang
dikatakan. isolasi dan menarik diri dari sosial umum terjadi pada individu
kurang pendengaran Sering pasien lansia sensitive tentang menerima bahwa ia
tidak dapat mendengar dengan jelas.
d. Pertimbangan
perawatan dirumah dan perawatan jangka panjang
1) Alat
bantu tidak boleh dibiarkan dekat panas atau dingin ekstrem, seperti dekat
kulkas atau tepi jendela. Bila pasien menggunakan pengering rambut, alat bantu
harus dilepas
2) Bila
pasien tinggal dilingkungan lembab, alat bantu harus disimpan dalam kotak yang
menyerang kelembapan.
Apabila
pasien dapat melakukan perawatan diri dari bimbingan yang diberikan oleh
perawat, maka pasien tersebut bisa dikatakan sudah mengalami pengembangan dalam
kemampuan merawat diri.
Respon pasien yang membutuhkan tindakan
segera menurut Potter & Perry (2005 p. 72) adalah sebagai berikut :
Respon
|
Tindakan
|
Klien
tidak dapat mendengar
Klien
mengeluh ketidaknyamanan telinga
|
Lepaskan
alat bantu dengar dan evaluasi apakah kanal telinga tersumbat
Yakinkan
baterai berfungsi dan dipasang dengan tepat
Atur
pengontrolan volume
Reposisi
alat bantu dengar
|
B.
Discharge Planning pada Pasien dengan Defisit
Perawatan Diri
Menurut Luverne & Barbara, 1988,
perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik
klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik
untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication
(obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus
dilanjutkan setelah pulang.
Contoh
:
1) Memakai
lotion pada perawatan kulit yang kering.
2) Memakai
obat tetes mata untuk perawatan mata jika diresepkan oleh dokter.
b. Environment
(lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari
rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan
yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
Contoh
:
1) Pada
pasien dengan penyakit jantung, Apabila dirumahnya terdapat tangga sebaiknya
didokumentasikan sebagai discharge palnning pasien. karena naik-turun tangga
bagi pasien penyakit jantung berakibat vatal bila kecapean.
2) Perawatan
harus memastikan pasien memiliki aliran listrik, air yang mengalir, panas dan
ventilasi yang adekuat, kulkas dan kompor yang berfungsi, persediaaan makanan
dan pipa ledeng yang adekuat. Dengan begitu, lembaga dapat menetapkan apakah
lingkungan rumah sehat dan aman (Zang & Bailey, 2004 p.9)
c. Treatrment
(pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan
dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota
keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga
seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
Contoh
:
1) Anjurkan
pasien melakukan perawatan diri secara kontinu untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya.
2) Melanjutkan
meminum obatnya 3x1 sehari sesuai resep dokter.
3) Tidak
sembarangan dalam memilih obat atau membelinya selain dari ahlinya.
4) Anjurkan
pasien tetap menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
3) Mempraktikkan
perawatan diri yang sudah diajarkan selama perawatan di RS.
4) Menjaga
makanan yang tidak dapat dikonsumsi selama pengobatan.
d. Health teaching (pengajaran kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu
bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang
mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.
Contoh
:
1) Perawat
memberikan penyuluhan kecil pada klien (pasien dan keluarganya) tentang
kesehatan. Misalnya lingkungan yang sehat dan aman serta perawatan diri yang
baik dan benar.
2) Perawat
mengajarkan bagaimana cara melakukan perawatan diri, sehingga pasien dapat
mandiri melakukannya sendiri atau dibantu oleh keluarganya.
e. Outpatient
referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari
rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
Contoh
:
1) Departemen
kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan seperti Klinik untuk individu
yang menderita penyakit menular seksual (PMS), program terapi untuk penyakit
khusus harus diketahui oleh pasien dan keluarganya.
2) Dengan
pasien penyakit AIDS contohnya, pasien harus diberikan tempat-tempat yang bisa
dikunjunginya untuk pelayanan kesehatan khusus AIDS, misalnya informasi tentang
fasilitas Negara untuk pasien, pelayanan hokum, konseling, atau pelayanan lain
yang mungkin dibutuhkan oleh pasien yang menderita AIDS.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang
pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk
dirinya.
Contoh
:
1) Beritahukan
batasan diet yang boleh dilakukan dan pemilihan menu makanan yang benar dan
sehat, terutama pada pasie pascaoperasi dan ibu melahirkan.
2) Jelaskan
program diet yang baik dan benar pada pasien agar pemenuhan nutrisi juga
tercukupi disamping melakukan perawatan tubuh dengan diet contohnya.
DOKUMENTASI
PERSIAPAN PULANG
Nama pasien :
No. registrasi :
1.
Alasan pemulangan :
Intruksi Dokter
Atas permintaan sendiri, alasan ……………………………………………..
2.
Obat-obatan :
Resep harus di tebus
Obat dibawa pulang
Jenis Dosis dan cara pemakaian
………………………….. ………………………..
………………………….. ………………………..
3.
Pendidikan kesehatan dan demontrasi yang
telah diberikan :
a. perawatan
diri
Personal hygiene
b. Diet/nutrisi ( Ya / Tidak
)
4.
Berkas yang dibawa pulang :
USG
Hasil Laboratorium
Rotgen
Resume : ……………………/……………/ ……………………………….
Lain-lain
5.
Jadwal kontrol kembali : ……… / ………………… / ………………..
Dijelaskan
Tidak dijelaskan
Tanda
tangan perawat Tanda
tangan pasien
( ) ( )
C. Perawatan Gigi Palsu
Gigi palsu adalah gigi buatan yang dapat
dilepas dan harus dibersihkan. Pasien mungkin merasa malu jika menggunakan gigi
palsu dan akan lebih malu lagi jika terlihat orang setelah gigi palsunya
dilepas. Oleh karena itu, privasi harus selalu diberikan ketika gigi palsu
dilepas dan dibersihkan (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
Jika pasien menggunakan gigi palsu, maka
perawat bertanggung jawab untuk :
a. Menggunakan
perawatan ektra hati-hati pada saat menangani gigi palsu
b. Menjaga
agar gigi palsu tetap bersih
c. Menjaga
agar gigi palsu tidak hilang atau rusak
d. Menjaga
gigi palsu dengan mana pada saat dikeluarkan dari mulut pasien
e. Meletakkan
gigi palsu dimeja samping tempat tidur
f. Menyimpannya
dalam sebuah wadah yang diberikan label nama pasien
g. Gigi
palsu yang terbuat dari plastic harus tetap kering (Hegner & Caldwell,2003
p.307).
Menurut
Potter & Perry,2005. p.1377), prosedur pembersihan gigi palsu adalah
sebagai berikut :
Langkah
|
Rasional
|
Tanyakan
klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakh ada gusi atau membrane mukosa
yang nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, inspeksi rongga mulut
dan permukaan gigi palsu
|
Gigi
palsu yang tidak pas bergesekan dengan gusi, dan membrane mukosa. Daerah
iritasi mungkin memerlukan perawatan khusus.
|
Jelaskan
prosedur dan pastikan pasien bahwa akan menggunakan praktik pilihan pribasi
(jika sesuai)
|
Meningkatkan
pemahaman dan kerjasama pasien
|
Persiapkan
peralatan dan bahan yang diperlukan :
a.
Sikat gigi berbulu lembut
b.
Sikat gigi untuk gigi palsu
c.
Mangkok piala ginjal atau wastafel
d.
Detrifikasi gigi palsu atau pastagigi
e.
Gelas air (untuk air hangat dan dingin)
f.
Kasa tunggal 4x4
g.
Waslap
h.
Cangkir plastic gigi palsu
i.
Sarung tangan sekali pakai
|
Digunakan
untuk menggosok gusi dan lidah
Digunakan
untuk mengangkat gigi palsu
Mencegah
kontak dengan mikroorganisme di dalam saliva
|
Cuci
tangan
|
Mengurangi
transmisi mikroorganisme
|
Atur
bahan di meja tempat tidur atau dekat wastafel
|
Menjamin
prosedur lancer dan terorganisir
|
Isi
mangkok piala ginjal setengah penuh dengan air biasa atau letakkan waslap
pada wastafel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm
|
Membantu
mendistribusikan dentrifikasi di atas permukaan gigi palsu. Kain melindungi
gigi palsu menjadi patah. Air panas menyebabkan gigi palsu menjadi melengkung
atau lunak
|
Kenakan
sarung tangan sekali pakai
|
Mengurangi
transmisi infeksi
|
Minta
pasien utuk melepas gigi palsu dan letakkan gigi pada mangkok piala ginjal.
Jika pasien tidak mampu melepaskan gigi palsu, pegang piringan bagian atas di
depan ibu jari dan jari telunjuk yang dibungkus dengan kassa. Gunakan tarikan
yang mantap dan kearah bawah. Secara lembut angkat gigi palsu sebelah bawah
dari dagu dan rotasikan ke satu sisi arah bawah untuk mengeluarkan dari
mulut. Letakkan gigi palsu pada mangkok
|
Kassa
mencegah tergelincir secara tidak sengaja saat menangani gigi palsu.
Pemutaran gi palsu pada sudut, mengurangi penarikan bibir selama pelepasan
gigi
|
Gunakan
detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu disekat air.
pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerakan kebelakang dan kedepan
untuk membersihkan permukaan penggigit. Pegang sikat secara horizontal dan
gunakan gosokan pendek dari atas gigi palsu pada permukaan penggigit untuk
membersihkan permukaan gigi sebelah luar. Pegang sikat secara vertical dan
gunakan gosokan pendek untuk membersihkan permukaan dalam gigi. Pegang sikat
secara horizontal dan gunakan gerakan kebelakang dan kedepan untuk
membersihkan permukaan bawah gigi palsu
|
Mencegah
makanan dan bakteri yang menumpuk pada permukaan gigi palsu dan mencegah bau
dan terbentuknya noda. Memegang gigi palsu dekat dengan air mengurangi
peluang retak karena air akan memecah keluar jika gigi palsu tergelincir.
|
Bilas
gigi palsu dengan teliti dalam air biasa
|
Air
hangat bercampur dan membilas detrifikasi lebih efektif daripada air dingin.
|
Kembalikan
gigi palsu kepada pasien dan simpan dalam air biasa didalam cangkir plastik
|
Penyimpanan
melindungi gigi palsu dari kerusakan. Air biasa menjaga gigi palsu tetap
lembab untuk memudahkan saat pemasukan gigi palsu plastic menjadi rapuh dan
melengkung jika tidak dipertahankan tetap lembab
|
Kosongkan
mangkok piala ginjal dan tambahkan air dingin yang segar. Berikan pasta gigi
pada sikat gigi lembut dan sikat gusi, langit-langit, dan lidah dengan lembut
|
Membantu
menstimulasi sirkulasi gusi dan mengangkat sisa-sisa lapisan kotoran gui dan
mukosa
|
Minta
pasien untuk berkumur dengan teeliti
|
Berkumur
mengangkat semua partikel makanan dan sekresi
|
Masukkan
kembali gigi palsu jika pasien menginginkan atau biarkan pasien melakukan
sendiri. Mulai dengan lembut memasukkan gigi palsu sebelah atas yang lembab.
Minta pasien untuk menggunakan jari untuk menekan gigi palsu melekat pada
tempatnya, dan kemudian masukkan gigi palsu sebelah bawah yang lembab.
|
Bagian
terbesar dari gigi palsu sebelah atas lebih mudah untuk dimasukkan pertama
kali jika klien mempunyai piringan sebelah atas dan bawah. Pelembaban
melubrikasi gigi palsu agar memudahkan insersi. Penggun aan tekanan yang
lemvbut pada gigi palsu sebelah atas memperkuatnya menempel pada
langit-langit.
|
Buang
sarung tangan pada tempat yang sesuai. Bersihkan dan simpan bahan-bahan. Cuci
tangan
|
Mengontrol
penyebaran infeksi
|
Tanya
pasien jika gigi palsu terasa nyaman
|
Pembersihan
mengangkat sumber iritasi
|
Catat
prosedur pada flowsheet atau
catatan perawat
|
Dokumentasi
yang akurat dan tepat waktu mempertahankan keakuratan catatan pasien
|
D.
Perawatan
Kacamata dan Lensa Kontak
Kacamata dan lensa kontak membutuhkan
perawatan dan perhatian yang khusus, antara lain :
a. Dijaga
kebersihannya dengan menggunakan kertas lensa khusus atau tisu lembut yang
nonabrasive
b. Disimpan
dalam wadahnya jika tidak digunakan
c. Selalu
diletakkan dalam jangkauan pasien (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
Anjurkan pasien untuk menggunakan kacamata
dan gigi palsu jika mungkin (Hegner & Caldwell,2003 p.307).
Prosedur perawatan kacamata menurut Hegner
& Caldwell (2003 p.446) adalah sebagai berikut :
Tindakan prosedur awal dan tindakan penyelesaian prosedur
(Hegner & Caldwell, 2003 p.306).
|
Tindakan awal prosedur
|
1.
Cuci tangan anda
2.
Siapkan peralatan yang diperlukan
3.
Pergi ke ruangan pasien, ketuk dan berhenti
sebentar sebelum masuk
4.
Perkenalkan diri anda dan identifikasi pasien
dengan memeriksa gelang identitas
5.
Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan
dan informasikan pada mereka dimana mereka bisa menunggu
6.
Beri privasi
7.
Jelaskan apa yang akan terjadi dan jawab
pertanyaan
8.
Naikkan tempat tidur sampai tinggi yang nyaman
untuk bekerja
|
Tindakan Penyelesaian prosedur
|
1. Posisikan
pasien nyaman
2. Letakkan
bel panggil, telepon dan air minum dalam jangkauan
3. Kembalikan
tempat tidur keposisi terendah
4. Lakukan
pemeriksaan keselamatan umum pasien dan lingkungan
5. Lakukan
perawatan peralatan sesuai dengan kebijakan fasilitas
6. Cuci
tangan anda
7. Laporkan
penyelesaian tugas
8. Beritahu
pengunjung bahwa mereka boleh masuk kembali
9. Dokumentasikan
tindakan dan hasil observasi anda
Catatan : Jika ada luka
terbuka, linen basah atau kemungkinan kontak dengan cairan tubuh pasien atau
darah, pakailah sarung tangan sekalai pakai selama prosedur. Pakai sarung
tangan sebelum berhubungan dengan pasien atau linen. Buang sarung tangan
dengan tepat setelah dilepaskan.
|
1. Lakukan
semua tindakan awal prosedur
2. Ingatlah
untuk mencuci tangan anda, mengidentifikasi residen dan memberi privasi
3. Siapkan
peralatan yang diperlukan :
a. Kacamata
residen
b. Larutan
pembersih
c. Air
bersih
d. Tisu
pembersih yang lembut
4. Jelaskan
apa yang akan anda lakukan dan bagaimana residen dapat membantunya.
5. Pegang
kacamata pada bingkainya
6. Bersihkan
dengan larutan pembersih atau air bersih
7. Keringkan
dengan tisu
8. Kembalikan
kacamata pada tempatnya. Letakkan di meja sisi tempat tidur atau kembalikan
pada residen
9. Lakukan
semua tindakan penyelesaian prosedur. Ingatlah untuk mencuci tangan anda,
melaporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasikan waktu, tanggal,
membersihkan kacamata dan reaksi residen.
Perawatan lensa kontak menurut Potter
& perry (2005, p. 1391) adalah sebagai berikut :
Langkah
|
Rasional
|
Inspeksi
mata atau Tanya pasien apakah kontak lensa dikenakan
|
Lensa
biasanya dipakaii dan pasien mungkin lupa kalau lensa dikenakan
|
Kaji
kemampuan pasien untuk memanipulasi dan memegang kontak lensa
|
Tentukan
tingkat bantuan yang dibutuhkan dalam perawatan
|
Setelah
kontak lensa dilepas, inspeksi mata terhadap tanda-tanda iritasi kornea, air
mata yang berlebihan, kemerahan, rasa perih terbakar
|
Tanda-tanda
iritasi kornea dibutuhkan pasien untuk dihentikan penggunaan lensa kontak
|
Persipakan
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melepaskan lensa :
a.
Tempat penyimpanan lensa kontak. beri label nama
pasien
b.
Mangkuk pengisap lensa (tambahan)
c.
Larutan saline steril
d.
Handuk mandi
|
Mangkuk
yang terpisah berlabel R untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri akan
melindungi lensa terhadap keretakan, (lensa tertentu disimpan dalam keadaan
kering, sementara yang lain disimpan dalam larutan.
Digunakan
untuk melepas lensa yang keras dari pasien yang tidak sadar atau gelisah
Digunakan
untuk melembabkan kornea sebelum melepaskan lensa
|
Persiapkan
peralatan dan bahan untuk pembersihan dan insersi :
a.
Lensa didalam tempat penyimpanan yang bersih,
diberi label nama pasien
b.
Peralatan desinfektan termal (tambahan)
c.
Pembersih surfaktan
d.
Larutan pembilas
e.
Desinfektan lensa steril dan larutan enzim
f.
Larutan pembasah steril untuk lensa keras
g.
Bola kapas atau kapas bertangkai
h.
Handuk mandi
i.
Mankuk piala ginjal
j.
Gelas berisi air hangat
|
Panaskan
sampai 80°C untuk
sterilisasi lensa yang lunak
Membersihkan
permukaan lensa dan mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada.
Membuat
lensa mudah tergelincir diatas kornea selama insersi
Digunakan
untuk menyebabkan pembersih lensa diatas permukaan lensa kontak yang kaku
|
Diskusikan
prosedur dengan pasien
|
Klien
dapat membantu dalam perencanaan dengan penjelasan teknik yang membantu
pengangkatan dan insersi. Pasien mungkin menjadi cemas saat perawat
meretraksi kelopak mata dan memanipulasi lensa
|
Atur
posisi pasien yaitu terlentang atau duduk ditempat tidur atau kursi
|
Memberikan
kemudahan saat meretraksi kelopak mata dan memanipulasi lensa
|
Melepaskan
lensa lunak
a.
Cuci tangan
b.
Letakkan handuk dibawah wajah pasien
c.
Tambahkan beberapa tetes salin steril kemata
pasien
d.
Minta pasien untuk memandang lurus kedepan
e.
Menggunakan jari tengah, tarik kelopak mata bagian
bawah
f.
Dengan telapak jari telunjuk pada tangan yang
sama, geser lensa keluar kornea kearah bagian putih dari mata
g.
Tarik kelopak mata bagian atas kearah bawah secara
lembut dengan ibu jari pada tangan yang lain dan tekan lensa sedikit di
antara ibu jari dan jari telunjuk
h.
Ambil mensa secara perlahan dan angkat keluar tanpa
membuat dua ujung-ujung lensa berhimpitan
i.
Jika ujung-ujung lensa menempel, letakkan lensa di
telapak tangan dan rendam keseluruhan dengan salin steril. Secara lembut
balikkan lensa dengan jari telunjuk dengan gerakan kedepan kebelakang. Jika
gosokan tidak memisahkan ujung-ujung lensa maka lensa dapat direndam dalam
larutan steril
j.
Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa kedalam
kotak tempat penyimpanan yang sesuai. R untuk lensa kanan dan L sebelah kiri.
Pastikan lensa berada ditengah
k.
Ulangi langkah c-j untuk lensa yang lain. Amankan
penutup dan penyimpanan
l.
Kembalikan hhanduk dan cuci tangan
|
Mengurangi
transmisi mikroorganisme
Menangkap
lensa jika secara tidak sengaja jatuh dari mata
Lubrikasi
pada mata untuk memfasilitasi pelepasan lensa
Memudahkan
pengangkatan lensa selama pelepasan
Menampilkan
ujung bawah lensa
Memposisikan
lensa agar mudah diambil
Menggunakan
bantalan jari mencegah cedera pada kornea dan kerusakan lensa
Menyebabkan
lensa lunak untuk meringkuk. Udara masuk kebawah lensa melepaskan pengisap
Melindungi
lensa dari kerusakan. Mencegah pinggir lensa menempel satu sama lain
Membantu
mengembalikan lensa kebentuk normal
Memastikan
bahwa lensa yang sesuai akan dimasukkan kembali kedalam mata yang tepat.
Penyimpanan yang sesuai mencegah keretakan atau goresan.
Penyimpanan
yang sesuai mencegah kerusakan lensa
Mengurangi
transmisi infeksi. Mengurangi transmisi mikroorganisme
|
Melepaskan
lensa kaku
a.
Cuci tangan
b.
Letakkan handuk dibawah wajah pasien
c.
Pastikan lensa berada pada posisi tepat diatas
kornea. Jika tidak, maka pasien menutup mata. Letakkan jari telunjuk dan jari
tengah dari satu tangan dibelakang lensa, secara perlahan tapi kuat pijat
lensa kembali ketempatnya
d.
Letakkan jari telunjuk pada pojok luar mata dan
tarik kulit secara lembut kebelakang arah telinga
e.
Minta pasien berkedip. Jangan melepas tekanan pada
kelopak dampai kedipan selesai
f.
Jika lensa gagal keluar, secara lembut tarik
kelopak mata melebihi ujung lensa. Tekan kelopak mata bawah berlawanan dengan
ujung bawah lensa
g.
Biarkan kelopak mata menutup sedikit dan pegang
lensa saat naik dari mata. Mangkuk pengisap dapat digunakan untuk pasien
gelisah dan tidak sadar.
h.
Letakkan lensa ditangan anda
i.
Bersihkan dan bilas lensa. Letakkan lensa pada
tempat penyimpananya yang sesuai, letakkan lensa ditengah penyimpanan, sisi
konveks dibawah
j.
Ulangi langkah c-i untuk lensa lain. Amankan
penutup atas kotak penyimpanan
k.
Kembalikan handuk dan cuci tangan.
|
Menangkap
lensa jika secara tidak sengaja jatuh dari mata
Posisi
lensa yang tepat memudahkan pelepasan dari mata
Mengencangkan
kelopak mata terhadap bola mata
Manuver
harus menyebabkan lensa terlepas dan kluar. Batas-batas kelopak atas dan
bawah lensa harus jelas sampai berkedip.
Tekanan
menyebabkan pinggir atas lensa keluar
Manuver
menyebabkan lensa ditarik keluar dengan mudah
Melindungi
lensa dari kerusakan
Kedua
lensa mungkin tidak mempunyai resep yang sama. Penyimpanan yang tepat
emncegah retak, tergores, atau pecah.
Penyimpanan
yang tepat mencegah kerusakan pada lensa
Mengurangi
penyebaran infeksi dan memelihara lingkungan tetap rapi.
|
Membersihkan
dan mendesinfeksi lensa kontak
a.
Cuci tangan
b.
Susun peralatan disamping tempat tidur
c.
Letakkan handuk diatas area kerja
d.
Buka tempat lensa hati-hati, perhatikan jangan
membuka tutup lensa tiba-tiba
e.
Setelah mengangkat lensa dari mata. berikan 1-2
tetes larutan pembersih pada lensa ditelapak tangan anda (gunakan pembersih
yang direkomendasi) oleh pabrik lensa atau praktisi perawatan mata
f.
Gosok lensa dengan lembut, tetapi merata pada
kedua sisi selama 20-30 detik. Gunakan jari telunjuk (lensa lunak) atau jari
kelingking atau aplikator kapas bertangkai yang direndam dengan pembersih
(lensa kaku) untuk membersihkan lensa bagian dalam. Hati-hati untuk tidak
menyentuh atau menggores lensa dengan kuku jari
g.
Pegang lensa diatas mangkuk piala ginjal, nilas
keseluruhan dengan larutan pembilas yang direkomendasi pabrik (lensa lunak)
atau air dingin (lensa kaku).
h.
Letakkan lensa dikotak penyimpanan dan isi dengan
larutan desinfeksi yang direkomendasi pabrik atau praktisi perawatan mata.
Lepaskan lensa. Letakkan lensa ditengah tempat penyimpanan, sisi konveks
kearah bawah, isi dengan larutan.
|
Mengurangi
transmisi mikroorganisme
Memberikan
kemudahan pada peralatan
Handuk
membantu mencegah lensa pecah
Mencegah
lensa terjatuh atau keluar dari kotak secara kebetulan
Mengangkat
komponen air mata termasuk mucus, lemak, dan protein yang terkumpul pada
lensa
Lebih
mudah memanipulasi dan membersihkan dengan menggunakan ujung jari.
Membersihkan semua permukaan dari mikroorganisme.
Mengangkat
kotoran dan zat pembersih dari permukaan lensa
Mendesinfeksi
lensa, mengangkat sisa-sisa, menambah kelembaban lensa, dan mencegah goresan
dari kotak kering
|
Memasukkan
lensa kaku
a.
Cuci tangan secara merata dengan sabun nonkosmetik
yang ringan. Bilas dengan bersih. Keringkan dengan handuk bersih
b.
Letakkan handuk diatas dada pasien
c.
Pindahkan lensa kanan dari tempat penyimpanannya,
usahankan mengangkat lensa lurus keatas
d.
Bilas dengan air dingin
e.
Basahi lensa pada kedua sisi dengan menggunakan
laturan basah yang diresepkan
f.
Letakkan lensa kanan sisi konkaf diatas ujung jari
telunjuk tangan dominan
g.
Intruksi pasien untuk melihat lurus kedepan dengan
mata terbuka lebar sementara meretraksi kelopak mata bawah. Letakan lensa
secara lembut diatas pusat kornea.
h.
Minta pasien menutup mata sebentar dan menghindari
kedipan
i.
Minta pasien membuka mata. Pastikan lensa berada
tepat ditengah dengan menanyakan pasien apakah penglihatannya kabur
j.
Ulangi langkah c-i untuk mata kiri
k.
Bantu pasien untuk posisi nyaman
l.
Buang peralatan yang kotor, buang larutan didalam
tempat penyimpanan bila keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan dan cuci
tangan.
|
Melapisi
tangan dengan sabun yang mengandung parfum, deodorant, atau krim kompleks
dapat berpindah kelensa dan mengiritasi mata
Handuk
akan menangkap lensa yang jatuh dan mencegah lensa pecah, tergores atau retak
Lensa
yang tergelincir keluar dari kotak dapat menyebabkan goresan pada permukaan
Air
panas menyebabkan lensa melengkung.
Melubrakasi
lensa sehingga memudahkan untuk dapat menggelincir diatas dan melekat pada
kornea.
Manipulasi
lensa yang sesuai memastikan pemasukan yang mudah, permukaan dalam lensa
harus menghadap keatas lensa sehingga dapat dipakai pada kornea.
Lensa
kaku dan dapat diletakkan saat leher melihat lurus kedepan. Retraksi kelopak
meningkatkan pemasukan yang mudah di antara batas kelopak
Membantu
mengamankan posisi lensa
Jika
pasien tergeser kesamping kornea atau kedalam kantong konjungtiva maka
penglihatan akan kabur
Meningkatkan
kenyamanan pasien
Penggunaan
larutan penyegar setiap hari mencegah infeksi
|
Memasukkan
lensa lunak
a.
Cuci tangan dengan sabun nonkosmetik yang ringan,
bilas dengan bersih, keringkan dengan handuk bersih
b.
Letakkan handuk diatas dada pasien
c.
Angkat lenda kanan dari tempat penyimpananya dan
bilas dengan larutan pembilas yang direkomendasi, periksa lensa terhadap
benda asing, airmata atau kerusakan lain.
d.
Periksa bahwa lensa tidak terbalik (bagian dalam
berada diluar)
e.
Menggunakan jari tengah atau telunjuk dari tangan
yang berlawanan, tarik kelopak mata atas sampai iris terlihat
f.
Gunakan jari tengah atau tangan memegang lensa
untuk menarik kebawah kelopak mata bagian bawah
g.
Minta pasien untuk melihat lurus kedepan dan
“melalui” lensa dan jari. Secara lembut letakkan lensa langsung dari kornea,
dan lepaskan lensa secara perlahan, mulai dari kelopak mata bawah
h.
Jika lensa berada pada sclera daripada kornea,
beritahu pasien untuk menutup mata secara perlahan dan putar kerah lensa
i.
Minta pasien untuk berkedip beberapa kali
j.
Yakinkan lensa berada tepat ditengah dengan
menanyakan apakah penglihatan pasien kabur.
k.
Jika pandangan pasien kabur, tarik kelopak mata,
tentukan lokasi posisi lensa, minta psien untuk melihat kearah yang
berlawanan dari lensa dan dengan jari telunjuk anda, beri tekanan pada batas
kelopak mata bawah dan atur posisi lensa diatas kornea. Minta pasien melihat
secara perlahan kearah lensa
l.
Ulangi lankah c-k untuk mata lain
m.
Bantu pasien untuk posisi nyaman
n.
Buang peralatan yang kotor, buang larutan didalam
tempat penyimpanan bila keseluruhan tempat penyimpanan, keringkan dan cuci
tangan.
|
Melapisi
tangan dengan sabun kosmetik atau deodorant dapat berpindah ke lensa dan
mengiritasi mata
Handuk
akan menangkap lensa yang jatuh dan mencegah lensa pecah, tergores atau
retak.
Mengangkat
alrutan desinfektan, Mencegah iritasi atau kerusakan pada mata.
Lensa
lunak terbalik jika mangkuk mempunyai bibir, lensa berada dalam posisi tepat
jika lengkung sama dari dasar sampai pinggiran.
Lensa
lunak tidak melekat semudah lensa keras. Memisahkan kelopak sejauh mungkin
menyediakan ruang untuk lensa berkontak dengan kornea tanpa menyentuh kelopak
atau bulu mata.
Memastikan
ketepatan yang aman dan nyaman.
Pastikan
kesesuaian yang aman dan kenyamanan
Manuver
memusatkan lensa kontak diatas kornea
Memastikan
bahwa lensa berada ditengah, bebas dari udara, dan nyaman
Jika
lensa bergeser kesamping kornea atau kedalam kantung konjungtiva, penglihatan
akan kabur.
Mereposisi
lensa diatas pusat kornea saat pasien melihat kearah lensa.
Meningkatkan
kenyamanan pasien
Mencegah
infeksi dan mempertahankan lingkungan tetap rapi.
|
Tanya
pasien apakah lensa terasa nyaman setalah pemasukan kembali
|
Menentukan
apakah kotoran tertahan diantara lensa dan kornea
|
Catat
atau laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual yang tercatat selama
prosedur
|
Dapat
mengidentifikasikan cedera mata atau penyakit
|
Catat
pada rencana asuhan keperawatan atau kardeks waktu pemasukan dan pelepasan
lensa
|
Menentukan
periode waktu yang aman untuk pemasangan lensa
|
E.
Perawatan
Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar memperkuat bunyi yang
mencapai membrane timpanik (kendang telinga). Tiap pasien memerlukan tingkat
amplifikasi bunyi yang berbeda (Corrado,1988). Alat terdiri dari bentuk telinga,
baterai mikrofon dan amplifair dan selang penghubung. Perawatan alat bantu
dengar meliputi pembersihan dengan tepat, perawatan baterai, dan penyimpanan
(Potter & Perry,2005 p.68).
Perawatan alat bantu dengar dapat
didelegasikan kepersonel asisten. Namun, tetap menjadi tanggung jawab perawat
untuk menjamin bahwa personel asisten mengetahui cara yang tepat untuk insersi,
penyimpanan, dan pembersihan alat bantu dengar sebelum setiap penggunaan
(Potter & Perry,2005 p.68)
Alat bantu dengar adalah alat yang harus
dijaga dengan cermat (Hegner & Caldwell,2003 p.558).
Perawatan
alat bantu pendengaran di belakang telinga menurut Potter & Perry (2005,
p.1399)
Langkah
|
Rasional
|
Kaji
pengetahuan pasien dan kegiatan pembersihan rutin dan perawatan alat bantu
pendengaran
|
Menentukan
pemahaman pasien dan kebutuhan pendidikan kesehatan. Adaptasikan metode
perawatan dengan prosedur pasien.
|
Tentukan
apakah pasien dapat mendengar secara jelas dengan peenggunaan alat bantu
dengan cara bicara perlahan dan jelas dalam tekanan yang normal
|
Ketidak
mampuan untuk mendengar mungkin menunjukkan kegagalan fungsi alat bantu
pendengaran
|
Minta
pasien member saran setiap tips perawatan tambahan, jelaskan bahwa anda akan
membersihkan dan mengganti alat bantu pendengaran
|
Pasien
menjadi tidak nyaman jika tidak mampu mendengar dengan jelas. Minimalkan
ekbingungan dan kecemasan
|
Kaji
apakah alat bantu pendengaran bekerja dengan memindahkan dari telinga pasien.
Tutup kotak baterai dan putar volume tinggi secara perlahan. Tutup pada atas
lipatan telinga dengan tangan. Jika alat bantu tidak mengeluarkan suara,
ganti baterai dan kaji kembali.
|
Tentukan
kebutuhan untuk baterai baru. Lengkingan suara balik akan menyebabkan suara
melengking yang kasar
|
Periksa
untuk memastikan selang penghubung plastic tidak terlilit atau retak
|
Selang
yang retak atau terlipat mencegah transmisi suara
|
Periksa
untuk memastikan apakah lipatan telinga retak atau mempunyai pinggir yang
kasar.
|
Dapat
menyebabkann iritasi pada kanal telinga eksternal
|
Periksa
adanya akumulasi serumen sekitar lipatan telinga dan menyumbat.
|
Mencegah
penerimaan dan transmisi suara yang jelas
|
Persiapkan
peralatan dan bahan-bahan yang digunakan :
a.
Piala ginjal untuk muntah
b.
Sabun ringan dan air hangat
c.
Sikat panjang
d.
Jarum suntik (tambahan)
e.
Haduk yang lembut
f.
Waslap
g.
Kotak penyimpan
h.
Sarung tangan sekali pakai
|
Digunakan
untuk membersihkan selang penghubung plastik
Digunakan
untuk membersihkan pintu pada lekukan telinga
|
Membersihkan
alat bantu pendengaran
a.
Cuci tangan
b.
Atur peralatan dimeja samping tempattidur atau
daerah wastafel
c.
Lap alat bantu dengan waslap yang lembut. Gunakan
sikat atau ujung jarum suntik untuk membersihkan lubang pada alat bantu.
Jangan sumbat lilin kedalam lubang.
d.
Buka pintu baterai dan biarkan kering di udara
e.
Bersihkan alat kanal telinga dengan waslap yang
dibasahi dengan air dan sabun. Bilas dan keringkan
f.
Jika alat bantu akan disimpan, letakkan ditempat
penyimpanan yang diberi label nama pasienn. Jika lebih dari satu alat bantu,
catat bagian kanan atau kiri. Matikan jika tidak digunakan
g.
Simpan alat bantu pendengaran dalam tempat
penyimpanan jika pasien akan manadi, berjalan ditengah hujan, menggunakan
pengering rambut, duduk dibawah lampu atau panas matahari, operasi atau
prosedur yang besar, pergi tidur atau diaphoresis
|
Mengurangi
transmisi mikroorganisme.
Prosedur
dapat dilakukan tanpa penundaan
Meningkatkan
masa hidup baterai dan membuat kelembaban untuk evaporasi (Simon,1992)
Mengangkat
serumen dan kotoran
Lilin
akan mencegah transmisi suara normal.
Sabun
dapat membentuk residu yang menyumbat pembukaan tekukan
Tetesan
air yang tertinggal pada selang penghubung dapat masuk kedalam alat bantu
pendengaran dan merusak bagian-bagiannya.
Angkat
kelembaban dan kotoran yang menganggu transmisi suara dan fungsi alat bantu
pendengaran
Perakitan
kembali untuk memeriksa fungsi alat
Melindungi
alat bantu pendengaran dan kerusakan dan hancur
|
Memasukkan
alat bantu pendengaran
a.
Periksa baterai, ganti baterai jika diperlukan
b.
Matikan alat bantu dan putar pengontrol volume
kebawah
c.
Pegang alat bantu sehingga bore-bagian yang panjang dengan lubang berada dibawah
d.
Pertama-tama masukkan bore kedalam kanal. Gunakan tangan yang lain untuk menarik ketas
dan kebelakang pada telinga luar. Secara lembut tekan dan putar sampai
lekukan terasa pas
e.
Atur volume bertahap sampai ketingkat yang nyaman
untuk berbicara dengan pasien dengan suara biasa pada jarak 1-1,5 m. Putar
control volume kerah hidung untuk meningkatkan volume
f.
Angkat peralatan yang kotor dari samping tempat tidur,
buang bahan yang telah digunakan. Cuci tangan
|
Diperlukan
untuk amplifikasi suara secara tepat. Selalu ganti baterai atas permukaan
yang lembut (mis. handuk atau tempat tidur) untuk menghindari kerusakan
Melindungi
pasien dari paparan suara yang tiba-tiba
Ketetapan
posisi memastikan trasmisi suara secara optimal
Penyesuaian
secara bertahap mencegah pemaparan pasien pada lengkingan yang keras atau
suara balik. Pasien seharusnya mendengar suara perawat secara nyaman.
Mempertahankan
kebersihan lingkungan dan mengurangi risiko infeksi
|
Kembali
ke pasien untuk mengkaji apakah pendengarannya jelas atau alat bantu
pendengaran menghasilkan suara balik yang tidak sesuai
|
Jika
lekukan telinga tidak aman pada tempatnya maka alat ini akan melengking atau tidak
berfungsi
|
Dokumentasi
bahwa alat bantu telah dilepas dan disimpan. Jika pasien akan menjalani
pembedahan atau prosedur khusus
|
Melindungi
terhadap kemungkinan kehilangan alat bantu pendengaran
|
Laporkan
kesulitan yang dialami pasien dalam berkomunikas dengan staf keperawatan
|
Meningkatkan
kontinuitas perawatan teknik komunikasi pasien
|
Catat
pada kardeks keperawatan bahwa pasien menggunakan alat bantu pendengaran.
|
Memberikan
kewaspadaan kepada petugas akan gangguan pendengaran
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengembangan kemampuan pasien terhadap self care sangat bergantung pada tingkat
kemandirian pasien dalam melakukan perawatan diri, maka dalam teori orem
dijelaskan tingkat ketergantungan pasien dalam melakukan perawatan dirinya
berbeda-beda tergantung pada kemampuan yang ada pada pasien.
Peran perawat dalam perawatan unik dan
berbeda-beda. Pemberian perawatan secara langsung dan berfokus pada kebutuhan
fisik, sosial, dan fisiologis pasien adalah salah satu komponen peran tersebut.
Sebagai koordinator pelayanan dan manajer kasus, perawat mengawasi seluruh
perawatan pasien. Dalam berkolaborawsi dengan dokter, perawat menerapkan
rencana perawatan sesuai frekuensi dan jangka waktu yang dibutuhkan pasien.
(Zang & Bailey.2003. p.111).
B.
Saran
1. Mahasiswa
mampu melakukan perawatan personal
hygiene dengan baik dan benar
2. Mahasiswa
dapat mengaplikasikan perawatan personal
hygiene dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.